Senin 23 May 2016 11:17 WIB

Gunung Everest: 30 Pendaki Sakit dan Dua Meninggal

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Para pendaki gunung Everest, Nepal
Foto: VOA
Para pendaki gunung Everest, Nepal

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Sekitar 30 pendaki menderita radang dingin di Gunung Everest, setelah dua pendaki lainnya meninggal karena penyakit ketinggian. Dua pendaki India juga telah dilaporkan hilang di 'zona kematian' dekat puncak gunung.

Meskipun berbahaya, ada seorang pendaki perempuan yang sukse mencapai puncak untuk ketujuh kalinya pada Jumat lalu.

Musim pendakian kali ini adalah yang pertama sejak gempa bumi melanda Nepal tahun lalu. Sedikitnya 18 orang tewas di Everest. Hampir 400 pendaki telah mencapai puncak dari sisi gunung Nepal sejak 11 Mei lantaran cuaca yang baik.

Ada pendakian sukses dari pihak Cina juga, termasuk Lhakpa Sherpa, seorang perempuan Nepal yang kini tinggal permanen di Amerika Serikat dan bekerja di Connecticut. Ia mencapai puncak dari Tibet pada Jumat.

Tapi, akhir pekan ini korban tewas dan hilang menyoroti bahaya gunung tertinggi dunia tersebut.

Pendaki asal Belanda Eric Ary Arnold meninggal pada Jumat, setelah mencapai puncak. Sementara pada Sabtu, perempuan Australia Maria Strydom (34 tahun) juga meninggal saat turun dari puncak. Mereka adalah korban pertama musim ini.

Wangchu Sherpa dari instansi Trekking Camp Nepal di Kathmandu mengatakan, pendaki India Paresh Nath dan Goutam Ghosh juga hilang pada Sabtu.

Berbicara kepada BBC, seorang pejabat Nepal di Everest Base Camp Gyanendra Shrestha mengatakan, kebutaan saju, penyakit ketinggian dan kelelahan adalah masalah kesehatan yang sangat umum di dataran tinggi. Meskipun kebanyakan orang sembuh setelah mereka turun gunung.

Namun tidak jarang hal itu menjadi penyebab kematian, selain kematian akibat kecelakaan dan alasan lainnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement