REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, memberikan apresiasi kepada masyarakat Baduy yang melestarikan hutan adat dengan membangun posko penjagaan untuk mencegah kerusakan hutan dan lahan di daerah itu.
"Kami optomistis penjagaan itu dapat mengantisipasi penebangan liar yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab," kata Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori.
Dia mengatakan masyarakat Baduy sangat berkomitmen menjaga hutan adat agar tidak rusak akibat penebangan liar sebab hutan adat Baduy menjadikan kawasan resapan air di Provinsi Banten, sehingga perlu dilestarikan agar tidak menimbulkan bencana alam.
Hutan adat yang berlokasi di Pegunungan Kendeng seluas 3.100 hektare merupakan kawasan hulu di Provinsi Banten. Karena itu, hingga kini warga Baduy tetap menjaga kelestarian hutan lindung agar tidak rusak dan gundul.
"Bila hutan lindung rusak dapat menimbulkan banjir, longsor dan kekeringan," katanya.
Menurut dia, masyarakat Baduy yang berpenduduk 10.500 jiwa itu sejak nenek moyang dilarang melakukan penebangan pohon di kawasan hutan lindung maupun hutan adat. Penebangan pohon di kawasan hutan lindung bisa menimbulkan ancaman kelangsungan hidup manusia dengan datangnya bencana alam tersebut.
Namun, masyarakat Baduy diperbolehkan melakukan penebangan pohon jika mereka menanam pohon di luar kawasan hutan lindung. Umumnya warga Baduy melakukan gerakan tanam di luar kawasan hutan itu, seperti menanam pohon di ladang maupun kebun.
"Kami minta pelestarian hutan adat maupun hutan lindung untuk mencegah kerusakan lahan dengan menanam," katanya.
Ia mengatakan saat ini, produksi kayu yang ditanam di ladang dan kebun bisa dijual sebagai bahan bangunan rumah serta perabotan rumah tangga. Bahkan, produksi kayu dijadikan bahan baku kerajinan masyarakat guna menopang ekonomi mereka.
"Kami berharap kawasan hutan adat Baduy hijau, karena hutan di daerah ini masuk kategori hutan lindung," katanya.
Tokoh Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Saidja mengatakan hutan adat yang ada di Baduy merupakan daerah resapan air juga kawasan konservasi sumber daya alam. Karena itu, pihaknya terus melakukan gerakan penghijauan meliputi penanaman aneka jenis pohon di antaranya albasia, sengon, picung, mahoni, jati, bambu, dan jabon.