REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pihaknya sedang mengkaji lebih lanjut pembicaraan mengenai kerja sama dengan perusahaan Rusia untuk proyek kereta api di Kalimantan.
Dia mengaku masih harus mengkajinya lebih lanjut lantaran setelah dikalkulasi, perusahaan kereta asal Rusia merasa kereta api barang secara ekonomi belum begitu tepat."Kemarin memang masih harus dikaji lagi, karena mereka mau investasi untuk kereta api barang, tapi setelah mereka kalkulasi, belum economically visible, jadi mereka pengennya juga kereta api penumpang," ujarnya usai penandatanganan kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/5).
Disinggung kerja sama akan bersifat Joint Venture, Rini mengaku masih harus mendalami lagi. Ia menilai, sektor perkeretaapian Rusia memiliki keunggulan baik segi kereta barang maupun untuk penumpang. "Mereka sangat ekspert di kargo, mereka sudah bangun 85 ribu km, jadi kita melihat potensi kerja sama sangat besar," lanjutnya.
Rusia, lanjutnya, juga sangat terbuka untuk pertukaran teknologi. Hal ini sangat berpotensi menguntungkan bagi transfer teknologi untuk perkeretaapian nasional."Waktu saya ke sana sudah ada 100 mahasiswa Indonesia yang masuk Universitas perkeretaapian di sana, saya harapkan bisa potensi kerjasama yang baik," ungkapnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, investor Rusia berminat mengembangkan sarana transportasi massal jenis kereta api di Pulau Kalimantan."Menteri BUMN Rini Soemarno masih terus di Rusia untuk mengecek bukan cuma mencoba keretanya yang katanya kecepatannya 250 km per jam, tapi juga lihat kompleks pabrik dan industrinya," katanya dalam konferensi pers di ruang VVIP Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (21/5).
Darmin menyebutkan dalam kunjungan ke Rusia, Presiden Jokowi dan rombongan melakukan pertemuan satu per satu dengan perusahaan besar Rusia. "Ada sejumlah perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang misalnya Rusian Railways yang bergerak di perkeretaapian, mereka ada di Kalimantan," kata Darmin.