REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Conference of Islamic Media (ICIM) akan digelar di Jakarta pada 25-26 Mei 2016. Agenda utama dalam konferensi tersebut membahas pembebasan Al Aqsa dan Palestina.
Ketua Steering Committe (SC) ICIM, Yakhsyallah Mansur mengatakan persoalan Al Aqsa dan Palestina merupakan tantangan bagi umat Islam. Solusi bagi persoalan tersebut harus segera dicari.
"Ketika melihat permasalahan Palestina apa yang bisa kita perbuat untuk mereka?" ujar Mansur saat jumpa pers di Kantor MER-C, Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Senin (23/5).
Islam, kata Mansur, mengajarkan agar selalu berbuat baik kepada siapa pun. Baik umat Islam sendiri maupun non-Islam terlebih persoalan Palestina. Mansur menyadari saat ini media memegang peranan penting kehidupan masyarakat. Media menjadi kekuatan dahsyat di dunia.
Karena itu, penting menurut Mansur, media dilibatkan dalam upaya pembebasan Al Aqsa dan Palestina. Media juga diharapkan berperan dalam menyelesaikan persoalan negara lain.
Anggota SC lainnya, Aat Surya Safaat menambahkan konferensi tersebut untuk mempersatukan media Islam. Aat yang juga Pemimpin Redaksi LKBN Antara menilai media sangat penting dalam membentuk opini. "Kita akan berkumpul untuk merapatkan barisan, membentuk opini dunia, pembelaan terhadap Palestina," ucapnya.
Aat mengharapkan seluruh media di Indonesia memanfaatkan momen konferensi tersebut. Sehingga opini pembebesan Al Aqsa dan Palestina didengar oleh dunia Internasional.
Konferensi tersebut akan mengundang pimpinan redaksi media massa dari 50 negara. Selain itu juga mengundang duta besar negara-negara Islam, organisasi wartawan Islam, pimpinan perguruan tinggi, dosen, dan Ormas.
Disamping itu, konferensi ini juga akan mengundang pihak non-Islam. Sebab, persoalan Al-Aqsha dan Palestina bukan hanya tentang agama namun kemanusiaan.