Senin 23 May 2016 18:17 WIB

Longsor Jadi Ancaman Terbesar Bagi Bali

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bayu Hermawan
Sawah terasering di Bali.
Foto: Blogspot
Sawah terasering di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Kasi Tangap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Komang Kusumaedi mengatakan bencana alam longsor menjadi ancaman terbesar bagi Provinsi Bali. Hal tersebut karena topografi wilayah Bali yang berbukit-bukit.

"Hampir di semua daerah di Bali berpotensi terjadi longsor, termasuk di Kota Denpasar," katanya di Krangasem, Bali, Senin (23/5).

Hal itu dikemukakan Kusumaedi di sela-sela kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis penanggulangan bencana di desa Tangguh Bencana. Kegiatan berlangsung di di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.

Selain dari unsur BPBD Bali dan Kabupaten Karangasem, ikut menjadi pemateri dalam acara itu unsur PMI, BMKG dan SAR.

Kusumaedi mengatakan, Desa Tangguh Bencana dibentuk untuk membangun kesiapan masyarakatnya agar bisa secara mandiri menghadapi bila sewaktu-waktu datang bencana.

Mayarakat setempat sebutnya bisa mengambil langkah-langkah secara mandiri sebelum datangnya bantuan dari luar. Sosialisasi bimbingan teknis penanggulangan bencana alam, dilakukan BPBD Bali secara simultan 23-25 Mei.

Ada pun desa lainnya yang menjadi pusat sosialisasi yakni Desa Purwakerti kecamatan Abang Kabupaten Karangasem (24/5), serta di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan (25/5).

Secara terpisah, Kasi data Informasi dan Peringatan Dini BPBD Bali, Nyoman Suanjaya menyebutkan, sampai saat ini Bali baru memiliki sebanyak 19 Desa Tangguh Bencana, tersebar di delapan kabupaten dan satu kota. Ke depan sebutnya, akan terus didirikan desa tangguh bencana lainnya, sesuai dengan kebutuhan setiap desa.

"Tapi yang kita siapkan adalah kesiapan mereka terhadap bahaya longsor, karena longsor menjadi ancaman terbesar di Bali," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement