Selasa 24 May 2016 04:41 WIB

Formula Penerapan Pajak Harus dengan Keseimbangan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Presiden Jusuf Kalla memotong tumpeng bersama istri Mufidah Jusuf Kalla merayakan ulang tahun ke-74 Jusuf Kalla di Kediaman Wakil Presiden, Jakarta, Ahad (15/5).  (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Wakil Presiden Jusuf Kalla memotong tumpeng bersama istri Mufidah Jusuf Kalla merayakan ulang tahun ke-74 Jusuf Kalla di Kediaman Wakil Presiden, Jakarta, Ahad (15/5). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan pentingnya pendapatan pajak untuk kemajuan suatu negara. Menurut dia, dalam menerapkan pajak haruslah membuat keseimbangan yang baik di dalam masyarakat.

"Jadi pada dasarnya formula pajak ialah bagaimana membuat keseimbangan, keseimbangan antara penerimaan dan investasi, keseimbangan untuk menjaga keadilan antara orang kaya dan orang yang kurang, keseimbangan untuk menjaga daerah yang mampu dan daerah yang tidak mampu, keseimbangan untuk jangan negara terlalu besar boros, dan keseimbangan juga untuk menjaga rakyatnya untuk mampu dan tidak mampu," jelas JK di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (23/5).

Ia mengatakan, jika pajak yang ditetapkan terlalu tinggi, maka justru dapat merusak iklim investasi. Sebab dengan adanya investasi maka perbaikan infrastruktur akan meningkat. Namun jika pajak yang ditetapkan terlalu rendah, juga akan menimbulkan masalah. Negara pun tak akan maju karena tak dapat mendorong pembangunan infrastruktur.

Lebih lanjut, JK mengatakan, perkembangan teknologi pun mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat dan kemajuan suatu negara. Karena itu, pemerintah saat ini tengah mendorong perbaikan informasi teknologi, khususnya data pembayar dan penerimaan pajak.

"Itu menjadi hal keseimbangan yang perlu kita perbaiki, sehingga bagaimana menjadi pajak yang bukan hanya menjadi penghalang tapi jadi insentif," kata JK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement