Selasa 24 May 2016 12:24 WIB

Gerindra Tolak RUU Larangan Minuman Beralkohol

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
 Alat berat menghancurkan ribuan minuman keras beralkohol di halaman Polres Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (29/7). (Republika/ Yasin Habibi)
Alat berat menghancurkan ribuan minuman keras beralkohol di halaman Polres Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (29/7). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Fraksi Partai Gerindra menegaskan akan menolak judul Rancangan Undang-Undang Larangan Minuman Beralkohol (RUU Minol) seperti draf yang dibuat DPR RI.

Wakil Ketua Pansus RUU Minol dari Gerindra, Aryo P.S Hadikusumo menegaskan, pihaknya sudah memiliki sikap terkait draf RUU Minol yang diajukan oleh DPR RI. Hal itu didasari dari hasil konsultasi dengan banyak pakar serta masukan berbagai pihak termasuk dari pemerintah provinsi di Indonesia.

“Keputusan kami adalah menolak judul RUU yang bertuliskan Larangan Minuman Beralkohol, dan mengubahnya menjadi RUU tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol,” tutur Aryo pada Republika.co.id, Selasa (24/5).

Menurut Aryo, judul larangan tidak sesuai dengan konstitusi UUD dan sudah pasti dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Gerindra juga beralasan kesimpulan dari mayoritas pendapat dalam rapat dengar pendapat yang dilakukan oleh DPR dengan 9 provinsi, hanya 2 provinsi yang setuju dengan judul larangan.

Hampir semua pemerintah provinsi di pulau Jawa yang kami temui, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur tidak setuju dengan judul larangan minuman beralkohol. “Padahal itu sudah provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia,” tegas dia.

Dengan sikap ini, Gerindra dipastikan akan menyetujui Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang diajukan oleh pemerintah. DIM yang diberikan pemerintah ke DPR RI lebih menekankan pada pengendalian dan pengawasan terhadap minuman beralkohol.

Sedangkan draf RUU yang disiapkan oleh DPR RI lebih menekankan Larangan Minuman Beralkohol, meskipun dengan pengecualian. Rencananya, Rabu (25/5) besok, pansus RUU Minol akan menggelar rapat internal untuk melanjutkan pembahasan RUU ini di DPR RI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement