REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya urung melanjutkan rencananya menggusur permukiman di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Menanggapi hal itu, warga setempat menyambut baik pilihan yang diambil Ahok tersebut.
“Kami pada prinsipnya sangat bersyukur, karena memang (penghentian rencana penggusuran) itulah yang kami inginkan,” ujar tokoh masyarakat Kampung Luar Batang, Mansur Amin, kepada Republika.co.id, Selasa (24/5).
Meski demikian, kata dia, perjuangan masyarakat Luar Batang melawan kesewenang-wenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak lantas berakhir dengan adanya pernyataan dari sang Gubernur. Menurut Mansur, warga di kampung itu masih merasa waswas atau khawatir dengan kemungkinan berlanjutnya rencana penggusuran di kemudian hari.
“Apalagi, Pak Ahok kadang sulit dipegang ucapannya. Pernyataan yang dia lontarkan sering kali berubah-ubah sehingga terkesan tidak memegang komitmen,” tutur Mansur.
Oleh karena itu, kata Mansur lagi, masyarakat Luar Batang ke depannya tetap akan bersiaga menjaga kampung mereka dari ancaman penggusuran. “Selama Ahok masih berkuasa, kami akan terus bersiaga penuh selama 24 jam setiap harinya,” ucapnya.
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya menyatakan, saat ini sudah tidak ada keinginan dari Pemprov DKI Jakarta untuk menggusur permukiman warga yang berada di sekitar Masjid Jami Keramat Luar Batang. Ia berdalih penertiban di kawasan itu sudah selesai.
“Wacana penertiban (rumah-rumah warga) Luar Batang yang dekat Masjid udah enggak ada, kok. Itu sudah selesai,” kata Ahok kepada wartawan, di Balai Kota Jakarta, Senin (23/5) kemarin.
Pernyataan Ahok tersebut berbeda dengan yang pernah ia ucapkan pada 20 April lalu. Ketika itu, mantan bupati Belitung Timur tersebut mengatakan penggusuran Luar Batang bakal dilakukan pada Mei ini.