REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki akhir masa panen musim tanam rendeng 205/2016, harga gabah di Kabupaten Indramayu dan Cirebon malah melonjak.
Berdasarkan pantauan Republika di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu, harga gabah kering panen (GKP) dengan kualitas rendah mencapai Rp 3.800 - Rp 4.000 per kg.
Sedangkan gabah kering simpan (GKS) dengan kualitas lebih baik, dihargai Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg dan gabah kering giling (GKG) Rp 4.800 - Rp 5.000 per kg.
Harga itu jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Berdasarkan Inpres No 5/2015, HPP GKP Rp 3.700 per kg di petani dan Rp 3.750 per kg di penggilingan. Sedangkan GKG Rp 4.600 per kg di petani dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog.
''Gabah hanya saya jemur sebentar, tak sampai kering sekali (GKS). Dihargainya Rp 4.100 per kg,'' ujar seorang petani di Desa Kiajaran, Kecamatan Lohbener, Soleh, Selasa (24/5).
Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang mengatakan, dengan kondisi cuaca yang terik, petani bisa menjemur gabah hingga kering. Kondisi itu memicu tingginya harga gabah di tingkat petani. ''Panen pun tidak serentak di semua daerah. Akibatnya harga gabah jadi terus naik,'' kata Sutatang.
Sutatang menjelaskan, saat ini musim panen rendeng hampir berakhir. Diperkirakan pada awal Juni panen seluruhnya selesai.
Selain di Kabupaten Indramayu, tingginya harga gabah juga terjadi di Kabupaten Cirebon. Di daerah itu, masa panen rendeng baru akan selesai panen pada Juni 2016.
''Ini fenomena yang menarik, harga gabah tetap tinggi padahal sedang panen raya. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya,'' terang Ketua HKTI Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar.
Di daerah tersebut, harga GKP di tingkat petani berkisar antara Rp 3.700 - Rp 3.800 per kg. Sedangkan GKG di atas Rp 4.000 per kg.