REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pedagang daging sapi di Kota Bandung berencana menaikkan harga daging yang dijualnya. Kenaikan ini akan dilakukan pedagang dalam waktu dua hari ke depan.
Hal ini diungkapkan seorang pedagang daging sapi di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, Atep Sopandi (52). Ia dan kawan-kawan pedagang sapi lainnya berencana menaikkan harga seiring dengan mulai melonjaknya harga daging menjelang bulan Ramadhan.
"Dua hari ke depan sama pedagang lainnya rencananya bakalan naikin harga. Dari distributornya juga mulai naikin harganya, mau nggak mau kita juga harus naik," kata Atep di Pasar Kiaracondong, Kota Bandung, Selasa (24/5).
Ia menyebutkan di Kota Bogor saja harga daging sudah mencapai angka Rp 150 ribu. Untuk menutup kerugian tentunya pedagang juga harus segera menaikkan harga daging yang dijualnya.
Menurutnya kenaikan diprediksi berkisar 10-20 persen. Seiring dengan kenaikan yang diterapkan di distributor yang bisa mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.
Hal tersebut dinilainya bukan karena pasokan minim. Melainkan menjelang bulan Ramadhan pihak distributor terkadang sengaja menaikan harga untuk mendapatkan keuntungan berlebih. "Kan yang kena dampaknya pedagang yang jadi suplier di lapangan. Mau nggak mau jadi lebih mahal ke konsumen," ujarnya.
Sementara untuk harga daging sapi saat ini, dikatakannya masih normal. Untuk daging sapi kualitas bagus harga per kilonya berkisar Rp 115 ribu sementara yang daging kualitas standar di angka Rp 110 ribu.
"Kita lihat ke depan kalau distributor makin naik harga mau nggak mau kita juga harus naik. Sekarang masih bisa terima keuntungan berkurang dikitlah," tuturnya.
Selain daging sapi, daging ayam juga merupakan komoditas pangan yang kerap melambung tinggi harganya jelang Ramadhan. Kondisi ini sudah berlaku bahkan beberapa pekan sebelum awal bulan puasa.
Pedagang ayam potong di Pasar Kiaracondong, Heri (45) mengatakan sudah menaikan harga daging ayam sejak beberapa hari lalu. Dengan alasan yang sama, harga dari bandar ayamnya memang sudah naik.
"Daging ayam naik Rp 6.000. Biasanya normal Rp 28 ribu sekarang jadi Rp 34 ribu," ujarnya.
Kondisi ini memang dinilainya selalu terjadi saban menjelang puasa. Namun ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dapat menjaga stabilisasi harga khususnya di tingkat distributor utama.