REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah akan membuka kembali keran impor bawang merah. Rencananya pemerintah akan mendatangkan 2.500 ton. Hal ini dilakukan guna menjaga stabilitas harga bawang merah menjelang bulan Ramadhan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, harga bawang merah saat ini memang mengalami penurunan, tapi hanya sedikit. Walaupun harga bawang merah turun, Darmin menyebut bahwa pasokannya mulai sedikit. Minimnya suplai ini membuat pemerintah mempersiapkan kemungkinan impor bawang merah.
"Tidak besar, kira-kira 2.500-5.000 ton, tapi sepertinya 2.500 saja," ujar Darmin usai melakukan rapat koodinasi (rakor) pangan, di Jakarta, Selasa (24/5).
Untuk pihak mana yang melakukan impor bawang, Darmin belum menyebut, tapi pihaknya mendorong agar ada perusahaan BUMN yang mau menjalankan impor ini. Sebab dengan perusahaan milik pemerintah yang melakukan impor, maka harga bawang merah bisa lebih ditekan dengan harga ideal pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
"Kita akan tugaskan BUMN untuk mengimpor, walaupun swasta juga ada yang ingin mengimpor," kata Darmin.
Mengenai klaim dari Kementerian Pertanian yang menyebut bahwa pasokan bawang merah tersedia, Darmin menyebut bahwa hal ini belum bisa diperlihatkan. Sebab dari informasi yang masuk ke Kemenko Perekonomian, suplai untuk bawang merah dalam tiga hari ke belakang mulai tidak terlihat.
"Ya kalau itu (bawang merah cukup) coba tanyakan pada Kementerian terkait," kata Darmin.
Sementara untuk kebutuhan pangan yang lain seperti beras dan daging, Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menjelaskan bahwa beras sejauh ini masih dalam kondisi aman. Sedangkan daging memang ada suplai yang mulai menurun.
"Kalau beras kita tahu Bulog mempunyai stok cukup banyak dari pembelian dalam negeri. Nah cabai juga mulai turun harga karena masuk masa panen," ujarnya.
Baca juga: Penurunan Harga Daging Sapi Perlu Intervensi Pemerintah