REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mugni mengatakan, agama dan pancasila merupakan dua hal yang tidak saling bertentangan. Bahkan Pancasila didasari oleh nilai-nilai agama yang tercermin dalam sila-sila di Pancasila tersebut.
"Jadi sebetulnya nilai agama yang mendasari sila-sila di Pancasila itu," ujarnya saat menjadi pembicara dalam sidang pleno Kebudayaan Berkemajuan Revitalisasi Karakter: Aktualisasi Agama dan Pancasila dalam Identitas Keindonesiaan dalam rangkaian Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (24/5).
Muhammadiyah sendiri menurutnya sangat berkomitmen dangan dua hal tersebut. Saat ini yang harus menjadi perhatian bersama adalah maraknya sikap pragmatisme. Sikap seperti ini justru mengesampingan idealisme masyarakat.
Sikap seperti ini juga bertentangan dengan pancasila maupun agama. Dan sikap seperti inilah yang harus menjadi musuh bersama.
"Pragmatisme merajalela dalam diri bangsa kita, tidak lagi pada idealisme, semua jalan ditempuh demi keuntungan pribadi, bangsa kita sering berorientasi pada kuantitas. Bangga dengan jumlah, tapi agama hanya simbol dan jargon saja," ujarnya.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Amin Abdullah, dalam kesempatan itu mengatakan, pemikiran politik keislaman di Indonesia penting untuk terus dikembangkan agar agama dan pancasila dapat berjalan berbarengan untuk menangkal pergolakan seperti fenomena Arab Spring yang melanda negara-negara Timur Tengah.
Di samping itu ia juga menyatakan bahwa Islam di Indonesia memiliki korelasi kultural dengan pancasila yang membuat pemikiran politik keislaman di Indonesia lebih mudah diterapkan.
“Pemikiran politik keislaman sangat sulit dikembangkan di negara Timur Tengah. Indonesia dengan Pancasila dapat mengembangkan pemikiran tersebut lebih mudah melihat kultur di Indonesia. Pemikiran tersebut penting untuk menangkal Arab Spring masuk ke Indonesia. Tantangannya sekarang adalah kompleksitas antara agama dan pluralitas di Indonesia,” ujarnya.
Redaktur Senior Republika, Nasihin Masha dalam kesempatan itu mengatakan, Indonesia berkemajuan adalah tagline yang berbicara tentang sesuatu yang lebih besar. Konvensi yang diselenggarakan Muhammadiyah ini bisa menjadi langkah obyektivasi dan pelembagaan keyakinan dan nilai-nilai.
"Konvensi (nilai) ini bisa menjadi panduan bagi bangsa Indonesia untuk melangkah lebih lanjut. Bangsa ini terlalu sering berbicara filosofis, tapi belum pada tahap SOP-nya," ujarnya.