Selasa 24 May 2016 23:38 WIB

Mendikbud: Modal Besar Indonesia adalah Mampu Mengelola Perbedaan

Rep: Yulianingsih/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan memaparkan hasil Ujian Nasional (UN) 2016 di Kantor Kementerian Pedidikan, Jakarta, Rabu (11/5).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan memaparkan hasil Ujian Nasional (UN) 2016 di Kantor Kementerian Pedidikan, Jakarta, Rabu (11/5). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya yaitu kemampuan mengelola perbedaan. Karena menurutnya, tidak banyak bangsa di unia yang bisa mengelola perbedaan.

"Kita sudah memiliki modal sosial yang kuat yaitu mampu mengelola perbedaan. Modal ini harus terus dipelihara namun ke depan membutuhkan terobosan baru. Bangsa lain harus belajar mengelola perbedaan ke bangsa Indonesia," ujarnya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (24/5) petang.

Menurut Anies, Bangsa paling bhineka di dunia adalah India, kedua adalah Afghanistan namun bangsa ini tidak pernah selesai permasalahan dengan perbedaan itu. Ketiga kata dia adalah, Papuanugini dan keempat baru Indonesia.

Namun dari keempat negara yang paling bhineka ini, Indonesia menunjukan sebagai bangsa yang paling mampu mengelola kebhinekaan tersebut. "Kita hidup dalam satu guugusan bersama 416 suku bangsa tetapi kita bisa memiliki satu bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan," ujarnya.

Kunggulan Indonesia lainnya adalah kesatuan yang dibangun memiliki satu persatuan. Berbeda dengan negara lainnya. Anies mencontohkan Uni Eropa yang memiliki nkesatuan namun tidak ada persatuan.

Ini juga yang sudah dirumuskan para pendiri bangsa ini. Bahwa Indonesia diperjuangkan bukan hanya bebas dari kolonialisme tetapi juga memiliki kesejajaran. Siapa saja boleh menjadi apa saja di negara ini.

"Orang biasa bisa menjadi presiden di negara ini tiodak harus anak orang tertentu. Dinegara lain sulit," katanya.

Menurut Anies, saat ini Indonesia berada di persimpangan penting perjalanan bangsa ini. Dimana Asia saat ini sedang bangkit dimana Asia Tenggara bisa menjadi kekuatan utama dalam kebangkitan Asia ini.

Namun banyak tantangan yang masih akan dihadapi Indonesia ke depan. Karenanya melalui Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) diharapkan menghasilakn rumusan atau langkah apa yang akan dilakukan Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut ke depan.

Saat ini kata Anies, dunia masuk revolusi industri keemp;at. Dimana untuk pertamakalinya ilmu pengetahuan menjaid kekuatan pembeda. Meski begitu kedepan masih dibutuhkan kemampuan plus-plus selain ilmu pengetahuan tersebut.

Salah satu yang harus dilakukan kata dia adalah pengembangan kualitas manusia. Manusia tidak hanya sekedar faktor ekonomi yang dikembangkan tetapi sebagai manusia utuh atau lengkap.

Terkait hal itu, Anies berharap Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan mampu menjadi duta Indonesia menunjukkan ke mata dunia keberhasilan pendidikan dan pembangunan kualitas manusia tanah air ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement