Rabu 25 May 2016 01:00 WIB

Pengamat: Golkar Jadi Partai Besar Hanya Sampai Dua Kali Pemilu ke Depan

 Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)
Ketua Umum Parta Golkar Setya Novanto berpidato saat penutupan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo memperkirakan Partai Golkar masih akan menjadi partai besar, meskipun dipimpin Setya Novanto yang memiliki beban masa lalu yang buruk.

"Doktrin Partai Golkar sebagai pelopor pembangunan sejak Orde Baru masih melekat di sebagian masyarakat. Siapa pun pemimpinnya, Golkar masih menjadi partai besar, setidaknya satu sampai dua kali pemilu ke depan," kata Karyono di Jakarta, Selasa (24/5).

Selain itu, Karyono menilai Partai Golkar memiliki struktur organisaSi yang kuat sampai ke pelosok Indonesia yang dibangun pada saat pemerintahan Orde Baru berkuasa.

Pengaruh tokoh-tokoh Partai Golkar yang lama juga Karyono nilai masih cukup kuat. Dengan struktur organisasi yang sampai ke pelosok daerah dan tokoh-tokoh yang berpengaruh, Partai Golkar bisa menjangkau daerah-daerah.

"Lalu apakah Partai Golkar akan menjadi pemenang Pemilu 2019? Wallahualam. Namun, hingga saat ini belum terlihat ada sesuatu yang bisa menjadikan Partai Golkar pemenang Pemilu 2019," tuturnya.

Menurut Karyono, sejak Setya Novanto terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar dalam musyawarah nasional luar biasa di Bali, banyak pengamat yang memperkirakan partai tersebut akan runtuh.

Namun, tidak sedikit pula yang memperkirakan Partai Golkar akan semakin kuat karena dukungan modal. Selain itu, Partai Golkar diduga akan merapat ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kedua pendapat tersebut bisa jadi benar. Tetapi semua tergantung kepemimpinan pimpinan Golkar di bawah kendali Setya Novanto dan tergantung dinamika politik yg berkembang hingga 2019," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement