Rabu 25 May 2016 03:45 WIB

Kapolri: Jessica Bebas Bukan Lepas Demi Hukum

Rep: c21/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti melambaikan tangan
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti melambaikan tangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa penahanan Jessica Kumala Wongso hampir mencapai tenggat waktu pada tanggal 28 Mei 2016 mendatang. Namun berkas perkara Jessica tak kunjung di P21 oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan jika Jessica bebas dari tahanan bukan berarti proses hukum berhenti. "Proses hukum tetap berjalan, namun belum P21 itu. Jadi jangan beranggapan bahwa Jessica itu lepas demi hukum terus dia bebas dari tuntutan hukum, tidak," kata dia, Selasa (24/5).

Badrodin menuturkan jadi proses tetap akan berjalan, dan status Jessica juga masih tersangka. Sebab pembebasan pelaku pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan sianida  hanya persoalannya ditahan atau tidak.

"Sebetulnya kalau dari posisi hukum itu mau ditahan atau tidak itu sama saja, karena kalau toh nanti dia dijatuhi hukuman 10 tahun kalau dia dikurangi itu 10 tahun masa tahanan, tapi kalau nggak ditahan itu nggak dikurangi. tetap sama," kata dia.

Jadi Badroedin menerangkan dari sisi hukum tidak bermasalah, sebab jika Jessica lepas dari hukum bukan berarti dia lepas dari tuntutan hukum. Kemudian Badroedin mengatakan Tim Penyidik dalam hal ini memiliki keyakinan jika Jessica adalah pelaku dari pembunuhan Mirna awal bulan Januari lalu.

"Ya kalau dari alat bukti yang kita terima sudah meyakinkan penyidik kalau itu pelakunya, ya kita cari alat bukti yang lain, gitu. kalau memamg jaksa belum berhenti mah. Tetapi saya yakin, bahwa proses ini sedang berjalan, kita tunggu saja. kalau terlepas demi hukum masih bisa P21," tutup dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement