REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok K-85 Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi mengancam akan melapor ke FIFA jika tidak menanggapi keinginan mereka menggelar kongres luar biasa (KLB). Ia mengatakan, pihaknya akan kembali memberikan surat permohonan KLB untuk ketiga kalinya.
Setelah itu, kata dia, K-85 bakal memberikan tenggat waktu hingga 18 Juni. Apabila tetap tidak iktikad baik dari PSSI, ia akan langsung melaporkan kepada FIFA.
"Kami beri waktu sampai tanggal 18 juni. Kalau tidak ada jawaban dari PSSI, maka saya selaku ketua Kelompok 85 akan menyurati langsung ke FIFA. Sepak bola kita sedang darurat, kita harus segera melakukan KLB, lebih cepat lebih baik," ungkap Edy saat jumpa pers di kantor PS TNI, Kuningan, Jakarta, Selasa (24/5) malam.
Menurut Direktur Teknik PS TNI itu, K-85 sudah memenuhi syarat yang diinginkan oleh PSSI untuk menggelar KLB. Bahkan, para pemilik suara yang tergabung ke dalam K-85 siap dipanggil dan diverifikasi.
Sehingga, PSSI tidak punya alasan untuk menghalang-halangi terjadinya kongres tersebut. Padahal, dalam statuta PSSI, mereka wajib menyelenggarakan KLB apabila 2/3 voter meminta adanya KLB.
Edy percaya FIFA bakal menanggapi permintaan KLB dengan menurunkan tim normalisasi. Sehingga, KLB pun dapat diselenggarakan.
PSSI wajib menyelenggarakan KLB, setidaknya dalam jangka waktu tiga bulan pascapermohonan oleh voter. Disebutnya, PSSI membutuhkan pemimpin baru untuk mengawal perubahan.
Baca juga: Mundur dari PSSI, Gusti Randa Hadiri Acara K-85