Rabu 25 May 2016 15:22 WIB

Ulama Minta Media Perkecil Dampak Krisis

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Achmad Syalaby
Media massa(ilustrasi)
Foto: [ist]
Media massa(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ulama Nigeria Ahmed Abdul Malik ikut berbicara tentang krisis global pada Konferensi Internasional Media Islam di Jakarta. Menurut Ahmed, ada banyak krisis global yang terjadi saat ini seperti kemiskinan dan terorisme.

Menurut Ahmed, media harus mengambil peran dalam penyelesaian krisis global. Meskipun Ahmed menyadari media tidak bisa menyelesaikan seluruh krisis. "Kalau media tak bisa menyelesaikan minimal bisa memperkecil," ujar Ahmed, dalam pemaparannya di sesi diskusi pada Konferensi Internasional Media Islam, di Wisma Antara Jakarta, Rabu (25/6).

Perang yang tak kunjung selesai di beberapa negara Timur Tengah, Ahmed menilai karena adanya pihak yang memanfaatkan situasi tersebut. Karena itu, Ahmed menegaskan, krisis tidak pernah berakhir hingga saat ini.

Akibat dari perang yang tidak berkesudahan tersebut, lanjutnya, dunia secara keseluruhan menerima dampaknya. Seperti persoalan pengungsi yang sulit mendapatkan tempat di beberapa negara."Seharusnya mereka dapat diterima di manapun," kata Ahmed.

Dalam hal ini, menurut Ahmed merupakan tugas media agar para pengungsi dapat diterima dimanapun. Media harus mampu menumbuhkan kepedulian agar negara tujuan pengungsi dapat menerimanya.

Di samping itu, dituntut untuk menjelaskan kejadian yang menimpa mereka sesuai fakta. Sebagai pihak yang mengerti tentang suatu kejadian maka, media harus memberikan pemahaman kepada banyak orang. Ahmed juga menyoroti isu terorisme yang terus berkembang. Dimana terorisme selalu dikaitkan dengan Islam.

Karena itu, tutur Ahmed, media harus bersatu dalam menyikapi isu terorisme. "Bukan hanya sesama media Islam tapi semua agar dunia aman," Ahmed menambahkan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement