REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 2.000 personel gabungan dalam Operasi Tinombola mengejar kelompok Teroris Santoso sejak Januari 2016.
Sayangnya hingga masa operasi tersebut diperpanjang, sebanyak 22 orang kelompok Santoso masih bersembunyi di pegunungan Patangolemba, Poso, Sulawesi Tengah.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan medan yang sangat luas menjadi kesulitan tim untuk menelusuri jejak kelompok Santoso. Pasalnya kelompok Santoso semakin mengecil dan berpencar ke berbagai titik di pegunungan tersebut.
Rudy yang merupakan penanggung jawab Operasi Tinombola mengatakan, semakin besar kelompok yang dicari maka kian cepat kelompok tersebut ditemukan. Namun semakin kecil dan terpecah kelompok tersebut maka kian sulit untuk melakukan pencarian.
Baca juga, Santoso Sering Menyamar di Perkampungan.
Menurutnya, karena kelompok Santoso menggunakan teknik gerilya maka aparat pun melakukan teknik antigerilya. Aparat pun berpencar ke seluruh titik pegunungan Pantangolemba, Poso, Sulawesi Tengah.
"Itu karena mereka menggunakan teknik gerilya maka kami pun menggunakan teknik antigerilya dengan teknik memecah anggota," ujar Rudy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Ia menambahkan banyak teknik yang telah dilakukan oleh aparat Densus 88 dan TNI di lapangan. Teknik pun berganti-ganti demi mencari, menelusuri dan menangkap kelompok tersebut.