REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan persediaan daging aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat menghadapi Idul Fitri 1437 Hijriah. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemprov Jateng Agus Wariyanto menjelaskan, pihaknya menyiapkan stok daging sapi tiga kali lipat lebih banyak daripada hari biasa, terkait dengan kesiapan menghadapi Lebaran mendatang.
Kebutuhan daging sapi di Jateng setiap bulan sekitar 3.100 ton, sedangkan persediaan pemprov 15 persen lebih banyak dari jumlah tersebut. Pada Juni atau selama Bulan Puasa mendatang, katanya, diprediksi terjadi peningkatan kebutuhan daging sapi menjadi 4.100 ton, sedangkan pada Juli atau saat Idul Fitri mendatang diperkirakan terjadi peningkatan tiga kali lipat.
"Masyarakat tidak perlu khawatir karena kami sudah menyiapkan kebutuhan sebanyak itu. Apalagi kondisi peternakan daging sapi kita cukup," ujarnya saat menjadi salah satu narasumber acara "Forum Komunikasi Dosen, Widyaiswara, Peneliti, Petugas Penyuluh Lapangan, Kelompok Tani Ternak, dan Pengusaha" di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang, Rabu (25/5).
Pemprov Jateng tidak pernah menghadapi persoalan terkait dengan persediaan daging karena daerah setempat telah mengembangkan ternak lokal secara intensif dan tidak pernah impor bahan kebutuhan pokok masyarakat tersebut. Ia mengatakan saat ini harga daging sapi relatif normal, di kisaran Rp 90 ribu-Rp 100 ribu per kilogram.
Selama H-7 hingga H+7 Lebaran, katanya, biasanya harga daging sapi naik sekitar lima persen dibandingkan dengan hari biasa, sedangkan setelah masa itu, harga kembali normal. Ia mengatakan masyarakat juga bisa memutuskan alternatif lain atas konsumsi daging sapi, seperti kerbau dan ayam dengan tetap memperhatikan kualitasnya yang aman, sehat, utuh, dan halal.
Hingga saat ini, potensi populasi sapi potong di Jateng sekitar 1,6 juta ekor dengan daerah sentra di Kabupaten Blora, Grobogan, dan Wonogiri, sedangkan ayam kampung 40 juta ekor, kambing empat juta ekor, domba dua juta ekor.