Kamis 26 May 2016 08:35 WIB

Jokowi Lepas Landas ke Jepang Hadiri KTT G-7

Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo bertolak dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Nagoya Jepang untuk menghadiri KTT G-7 Outreach. Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, mengatakan kunjungan Presiden Jokowi sekaligus untuk memenuhi undangan dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

"Di Jepang, Presiden akan menghadiri KTT G-7 Outreach yang akan dilaksanakan Jumat 27 Mei 2016 di Ise-Shima yang berjarak dua jam dari Nagoya," katanya, Kamis (26/7).

Dalam pertemuan ini akan dibahas dua isu besar, yakni stabilitas dan kesejahteraan Asia; dan pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, dan kesehatan global. Kehadiran Indonesia dalam G-7 Outreach diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyelesaian masalah dunia. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi diminta untuk menjadi pembicara utama dalam pembahasan mengenai stabilitas dan kesejahteraan Asia.

Sedangkan dalam pembahasan isu pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, dan kesehatan global, Indonesia akan menekankan pentingnya global partnership, serta peningkatan global health coverage di Indonesia.

Negara-negara anggota G7 adalah Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang.

Selain menghadiri Pertemuan G-7 Outreach, Presiden juga akan melakukan pertemuan dengan beberapa pemimpin dunia yakni Presiden Prancis, Presiden Sri Lanka, serta PM Jepang.

Presiden Jokowi berharap kehadiran Indonesia dalam pertemuan G-7 Outreach bisa bermanfaat bagi peningkatkan kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan-tantangan bersama.

Turut serta mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana dalam penerbangan menuju Jepang, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, dan Ketua DK OJK Muliaman Hadad. Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan direncanakan akan tiba kembali di Tanah Air, Jumat malam 27 Mei 2016.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement