Kamis 26 May 2016 08:41 WIB

Indonesia Gali Potensi Ekspor Bahan Bangunan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pekerja mencetak batako berbahan baku bekas limbah batubara di Cilegon, Banten, Kamis (19/5).  (Republika / Agung Supriyanto )
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mencetak batako berbahan baku bekas limbah batubara di Cilegon, Banten, Kamis (19/5). (Republika / Agung Supriyanto )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mencari potensi ekspor bahan bangunan. Hal itu dilakukan dengan strategi branding dan penguatan pasar ekspor.

Plt. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengatakan, pemerintah terus berupaya memantapkan Indonesia menjadi produsen produk bahan bangunan di dunia. Menurutnya, Indonesia harus bisa berperan besar untuk sektor produk tersebut.

"Strategi branding dan penguatan pasar ekspor menjadi perhatian kami. Salah satunya melalui pameran bahan bangunan Indobuildtech 2016 yang berlangsung pada 25-29 Mei 2016 di Indonesia Convention Exhibition , BSD City Tangerang," ujar Tjahya di Jakarta, Kamis (26/5).

Menurut Tjahya, pameran Indobuildtech akan membuka peluang peningkatan ekspor produk bahan bangunan Indonesia ke dunia.  Tjahya meyakini bahwa pameran Indobuildtech merupakan tempat yang tepat untuk memasarkan sekaligus branding produk bahan bangunan Indonesia. Sebab, pameran tersebut  dihadiri oleh para buyers dengan segmentasi khusus sehingga produk Indonesia akan bersaing dengan produk serupa dari berbagai negara peserta pameran.

"Produk bahan bangunan Indonesia sudah semakin berkembang dengan adanya terobosan inovasi dan teknologi. Pameran ini jadi kesempatan yang harus diambil untuk menguji daya saing produk Indonesia," kata Tjahya .

Sepanjang lima tahun terakhir, tren ekspor bahan bangunan ke seluruh dunia meningkat 5,5 persen. Berdasarkan data BPS, ekspor produk bahan bangunan Indonesia ke dunia pada 2015 mencapai 2,3 miliar dolar AS. Sementara pada Januari-Februari 2016, nilai ekspor produk bahan bangunan Indonesia tercatat sebesar 341 juta dolar AS, mengalami kenaikan  77 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Tjahya optimistis, industri produk bahan bangunan Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dari tahun ke tahun.  Produksi bahan bangunan Indonesia juga terus meningkat dengan variasi produk yang semakin dinamis, seiring dengan semakin banyaknya permintaan peningkatan infrastruktur negara sesuai program pemerintah.

"Selain itu, semakin menjamur pula program tempat tinggal dengan harga terjangkau, di dalam maupun di luar negeri," kata Tjahya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement