REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengonfirmasi kematian pemimpin mereka Mullah Akhtar Mansour, empat hari pascapesawat tak berawak Amerika Serikat menewaskannya. Mereka pun telah menunjuk pengganti Mansour, seorang mantan hakim yang terkenal 'kejam'.
Aljazirah melaporkan pada Kamis (26/5), pengumuman kematian dan pengganti pemimpin Taliban Mullah Mansour memang lebih cepat dibanding pendahulunya. Dulu saat kematian Mullah Omar, Taliban butuh waktu dua tahun untuk mengakuinya. Tapi kini hanya butuh empat hari dari serangan untuk mengonfirmasi kematian dan menunjuk pemimpin baru.
Pemimpin baru Taliban saat ini adalah Mullah Haibatullah Akhunzada. Ia dikenal sebagai "ulama" dan hakim yang "kejam". Akhunzada berasal dari Provinsi Kandahar, ia berperang melawan Rusia pada 1980. Pria 50-an ini bergabung dengan Taliban pada 1994.
Setelah bergabung, Mullah Omar menunjunya sebagai kepala pengadilan militer di Kandahar. Ia termasuk salah satu tokoh kuat dalam Taliban. Akhunzada berasal dari kubu tradisional Taliban karena perannya sebagai pengambil keputusan atas sejumlah serangan bom.
Menurut mantan pemimpin faksi yang memisahkan diri dari Taliban, Akbar Agha, Akhunzada dikenal dengan peran 'kejamnya' saat menjadi hakim selama pemerintahan Taliban.
"Ia mempertahankan posisinya sebagai tentara (tempur) tradisional yang aktif mengambil keputusan dalam enam bulan terakhir setiap kali Mullah Mansour tidak ada. Ia akan menjalankan Taliban persis sepert Mullah Omar karena pola pikirnya yang sama," kata Agha kepada Aljazirah.
Baca juga, Taliban Tunjuk Pemimpin Baru.
Seorang ahli Afghanistan Sami Yousafzai mengatakan di dalam Taliban, Akhunzada memiliki reputasi yang sangat "konservatif". Pemimpin baru Taliban ini bahkan menurut Yousafzai tidak suka difoto dan tak tahu bagaimana menggunakan ponsel. " Dia dikenal sangat berpikiran sempit dan memiliki sikap seorang pria suku yang khas," kata Yousafzai kepada Aljazirah.
Latar belakang Akhunzada menurutnya juga misterius, apa kebiasaannya pun dirahasiakan. Namun yang pasti Akhunzada tidak suka tampil di depan umum, seperti Mullah Omar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika