Kamis 26 May 2016 16:28 WIB

Ajip Rosidi Kembalikan Penghargaan Habibie Award, Ada Apa?

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Ajip Rosidi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ajip Rosidi

REPUBLIKA.CO.ID, Budayawan Ajip Rosidi mengembalikan Habibie Award berupa uang dan piagam ke Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Yayasan SDM Iptek) Habibie Center. Penghargaan yang diterimanya pada 2009 bidang kebudayaan ini pun dikembalikan melalui satpam Habibie Center, Tri Susilo, pada Kamis siang (26/5).

“Tidak ada yang mau menerima dan jadinya saya titip ke satpam,” kata Ajip saat jumpa pers di Pusat Dokumentasi Sejarah (PDS) HB Jassin, Jakarta, kamis (26/5). Sebelumnya, Ajip mengaku telah membuat janji dengan Ketua Yayasan SDM Iptek Habibie Center Wardiman Djojonegoro. Namun sayangnya, orang yang dimaksud tidak ada di tempat.

Pada dasarnya, Ajip merasa bangga terhadap BJ Habibie yang setiap tahun acap memberikan Habibie Award kepada para ilmuwan, seniman, dan budayawan. Terlebih saat dirinya dinobatkan sebagai penerima pada 2009 di bidang kebudayaan.

Akan tetapi, rasa kebanggaan ini beralih kekecewaan saat tim juri memberikan penghargaan kepada Prof Nina Lubis pada 2015. Ajip menilai, sosok Nina bukan orang tepat yang mendapatkan penghargaan tinggi tersebut. Sebab, Nina telah melakukan berbagai tindakan plagiat atas buku-buku yang pernah dibuatnya.

Contohnya, buku Negarawan dari Desa Cinta yang pada dasarnya karya dari mahasiswa bimbingannya, Elly Maryam. Elly Maryam dari Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menulis skripsi "Peranan dan Pemikiran Mohammad Sanusi Hardjadinata dalam Politik di Indonesia (1945-1985)" pada 2003. Tidak ada nama mahasiswa tersebut pada buku yang ditulis atas nama Nina ini.

Tidak hanya berhenti di sini, Nina pun juga telah melakukan hal sama dalam penulisan bahan tentang KH Nur Ali. Ajip juga menerangkan, Nina telah meringkas habis-habisan roman karya Pramoedya tentang Tirto Adhi Soerjo untuk dijadikan tulisannya.

Bahkan, ia melanjutkan, informasi yang ia tahu, Nina selalu berkirim surat ke pemerintah daerah untuk proyek penulisan buku tentang pahlawan yang ingin ditetapkan secara nasional. “Dia nulis bukunya sangat sembrono,” tegas Ajip.

Habibie merupakan sosok luar biasa yang sangat patut dibanggakan. Karena kasus ini, niat baik BJ Habibie yang begitu mulia pun telah dimanfaatkan oleh kepentingan pribadi. “Habibie Award telah kecolongan,” jelas Ajip.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement