Kamis 26 May 2016 16:55 WIB

Kader Bermasalah Masuk Kepengurusan, Citra Golkar Makin Terpuruk

Rep: Lintar Satria/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kanan),  menerima bendera Golkar dari Ketua Sidang Nurdin Halid usai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (kanan), menerima bendera Golkar dari Ketua Sidang Nurdin Halid usai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya di Nusa Dua, Bali, Selasa (17/5). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Ketua Umum Setya Novanto belum mengumumkan secara resmi, namun dalam beberapa terakhir beredar susunan nama yang disebut-sebut bakal masuk dalam struktur kepengurusan Partai Golkar.

Namun yang menjadi perhatian publik, ternyata dalam susunan tersebut ada beberapa nama yang pernah tersangkut masalah hukum. Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Harmonis menilai hal itu menjadi bola panas, ditengah upaya Golkar memperbaiki citranya.

"Memunculkan orang-orang bermasalah, kayak Nurdin Halid bola panas juga dari dulu," katanya, Kamis (26/5).

Harmonis mengatakan Golkar memang sedikit berhasil menyelesaikan konfliknya. Tapi tidak berhasil memperbaiki citra publik dengan memasukan nama-nama yang pernah bermasalah ke daftar ke pengurusan partai.

"Terlebih masyarakat saat ini semakin kritis," ucapnya.

Nama-nama seperti Nurdin Halid dan Yahya Zaini masuk ke pengurusan inti. Harmonis mengatakan Yahya Zaini seseorang yang cukup cerdas. Tapi publik tidak hanya kecerdasan seseorang.

Terlebih Yayah melanggar etika. Saat masih menjadi anggota DPR, Yahya Zaini pernah tersangkut kasus video mesum dengan pedangdut Maria Eva.

Masuknya nama-nama tersebut dalam pengurusan ini, menurut Harmonis karena mereka mempunyai karakter yang sama.

Harmonis menambahkan Ketua Umum Setyo Novanto pun mempunya masalah dengan isu Papa Minta Saham yang saat ini belum tuntas.

"Karena mereka punya chemistry, sama air akan bergabung dengan air, tidak mungkin dengan minyak," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement