REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa waktu terakhir, beredar struktur pengurusan DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Yang menjadi perhatian publik, dalam struktur tersebut tercantum sejumlah nama yang pernah berurusan dengan masalah hukum dan etik.
Salah satunya adalah Yahya Zaini yang sempat membuat heboh lantaran diduga kuat terlibat dalam skandal video mesum dengan artis Maria Eva. Dalam salinan daftar tersebut, Yahya Zaini terdaftar sebagai etua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik DPP Partai Golkar.
Namun, menurut salah satu anggota tim formatur, Roem Kono, alasan masuknya Yahya Zaini dalam struktur kepengurusan lantaran memiliki waktu yang cukup untuk mengurus Partai Golkar. Terlebih, Roem menilai, Yahya sebagai kader yang baik.
Anggota Komisi V DPR RI itu pun membantah bahwa masuknya Yahya Zaini ke struktur kepengurusan DPP Partai Golkar lantaran mendukung Setya Novanto dalam munaslub pada awal Mei silam.
''Beliau adalah konstituen yang baik. Beliau punya waktu untuk mengurus partai. Wajar-wajar saja (kami) memilih dia,'' ujarnya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/5).
Tidak hanya itu, Roem mengaku tidak khawatir dengan kemungkinan menurunnya citra Partai Golkar lantaran struktur kepengurusan diisi oleh kader-kader yang dianggap bermasalah. Selain Yahya Zaini, ada pula nama Rudi Alfonso, Nurdin Halid, Fahd El Fouz, dan Sigit Haryo Wibisono yang merupakan mantan terpidana. '
'Insya Allah tidak (menurunkan citra Golkar) karena kami akan menunjukkan kinerja,'' tegasnya.
Terkait beredarnya salinan surat kepengurusan DPP Partai Golkar, Roem menyebut nama-nama yang beredar itu benar. Namun, salinan itu belum seluruhnya menjadi keputusan yang final dan bisa kembali berubah.