REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs Muslimgirl.com baru-baru ini merilis perjalanan mode hijab selama 100 tahun yang dirangkum dalam sebuah video berdurasi satu menit. Video ini menampilkan bermacam gaya hijab dari berbagai negara, mulai dari Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia. Dimulai dari Mesir ala tahun 1910-an, video terus memutar model-model hijab dari Kurdistan, Palestina, Pakistan, Aljazair, Yaman, Iran, Lebanon, Afghanistan, Irak, dan berakhir dengan hijab ala Suriah pada 2010-an.
Amani al-Khatahtbeh, pendiri sekaligus kepala editor Muslim Girl, mengatakan, pembuatan video tersebut tercetus ketika dia dan timnya menyadari bahwa hijab telah melalui banyak modifikasi. Menurut Amani, salah satu faktor modifikasi hijab dipengaruhi oleh industri mode di Barat. Tepatnya ketika para Muslimah kerap mendapatkan diskriminasi dan penolakan atas pakaian tertutup mereka.
Faktanya, kini merek busana wanita terkemuka seperti Dolce & Gabbana dan Uniqlo telah melirik pasar Muslimah dengan merilis busana-busana tertutup tetapi tetap modis untuk para Muslimah.
"Hijab kaya akan sejarah. Tak hanya itu, hijab juga berhubungan erat dengan identitas Muslimah," kata Amani dikutip the Huffington Post, Kamis (26/5). "Hijab bukan sekadar kain yang membungkus kepala. Lebih dari itu, hijab adalah simbol dari kekuatan dan sejarah," lanjutnya.
Amani menjelaskan berbagai gaya hijab yang ada di dalam video mewakili momen sejarah politik di masing-masing negara sejak awal abad ke-20 hingga kini. Contohnya, salah satu potongan gambar dalam video menampilkan gaya berhijab Muslimah Paksitan ketika dalam masa pergerakan menuju kemerdekaan negaranya. Lalu, ada pula gaya hijab di Aljazair selama revolusi melawan Prancis, juga Mesir selama revolusi melawan koloni Inggris.
Muslim Girl juga menampilkan konteks politik dan sejarah pada latar belakang video. Hal ini dimaksudkan untuk menggarisbawahi peran Muslimah di tengah-tengah komunitasnya baik melalui politik, berunjuk rasa di garis paling depan bahkan berkorban untuk negara. Namun kini, faktanya revolusi tidak selalu berdampak positif terhadap Muslimah.