REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Rencananya tahun 2017 akan ada penambahan sembilan jalur bus Transjogja. Meskipun demikian Dinas Perhubungan DIY tetap akan mempertahankan lima jalur lama bus perkotaan reguler.
Kelima jalur bus perkotaan reguler (bus kota) yang akan dipertahankan antara lain: jalur 15, 12, 4, 2, 6 atau 7. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Transportasi Kota Dinas Perhubungan DIY Rizki B pada Republika baru-baru ini.
‘’Sudah ada kesepakatan antara Dinas Perhubungan DIY dengan Organda DIY untuk tetap mempertahankan lima jalur bus kota untuk mengakomodasi jalur lama perkotaan yang reguler,’’kata dia.
Namun dari pengamatan Republika, saat ini tinggal tiga jalur lama bus perkotaan reguler yang jalan yakni: jalur 15, 4 dan 2. Itu pun hanya tinggal sedikit bus yang jalan sehingga menunggunya kadang bisa sampai 30-59 menit.
Bahkan apabila sudah pukul 16.30 bus kota ketiga jalur tersebut tidak ada yang jalan. Sehingga terpaksa para penumpang bus naik ojek atau naik taksi . Tentu saja hal ini menjadi mahal ongkosnya.
Karena itu banyak anak-anak sekolah apabila dilihat dari usianya belum boleh mengendarai sepeda motor, terpaksa orang tuanya mengijinkan anaknya untuk naik sepeda motor. Karena tidak bisa menjemput anaknya.
Menurut Rizki, Dinas Perhubungan saat ini sedang melakukan survei terhadap kelima jalur bus tersebut. ‘’Kalau dalam satu bulan pengusaha bus yang sudah memiliki ijin trayek yang ada, tidak memberikan layanan busa kota di jalur yang telah diberikan, trayeknya akan dicabut. Sehingga perusahaan ini sudah tidak boleh mengoperasikan jalur yang telah dicabut trayeknya,’ ’tuturnya.
Dikatakan dia, bus perkotaan yang reguler tidak tersubsidi, sehingga seenaknya sendiri. Padahal rencananya ke depan semua disubsidi tapi harus menjadi bus TransJogja. Tetapi masalahnya pengusaha bus perkotaan reguler tidak mau disubsidi, mereka seenaknya sendiri.
Sementara itu Sekretaris DPD Organda (Organisasi Angkutan Darat) DIY Adi Prasetyo mengatakan Organda akan melakukan pendekatan kepada pengusaha angkutan perkotaan reguler yang tidak menjalankan busnya agar trayeknya tidak dicabut.
‘’Nantinya kami akan evaluasi. Supaya teman-teman pengusaha bus angkutan perkotaan reguler tidak tercabut trayeknya. Saya yakin teman-teman berupaya agar angkutan kota di Yogyakarta tertata dengan baik, ada rasa aman, nyaman dan ada kepastian jadwalnya. Dari Organda DIY masih terbuka, nantinya akan ada konsorsium yang mengelola bus Transjogja, dari dua angkutan perkotaan akan discrab menjadi satu angkutan untuk Transjogja," kata dia.