REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau stasiun televisi nasional menayangkan program yang baik, santun, dan tidak berlebihan selama Ramadhan.
"Dakwah dengan berdiri seperti ini, orang sudah bosan melihatnya, meskipun kadang agak berlebihan juga. Oleh karena itu, kita perlu inovasi-inovasi yang baik," kata Wapres JK di ruang rapat Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (28/5).
Dalam peluncuran TV Dakwah Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Masjid Istiqlal itu, JK mengatakan televisi harus dapat menayangkan dakwah yang menghibur sekaligus acara hiburan yang bersifat dakwah. "Kita (Indonesia) adalah negara dakwah terbesar di dunia, setidaknya kita bisa melihat empat-lima ribu acara dakwah Islam di TV yang ditayangkan 10-12 TV nasional ditambah lagi daerah, jadi ini luar biasa," kata dia.
Sebagai media yang berpengaruh, stasiun televisi juga diharapkan dapat menjadi pemberi informasi yang baik kepada masyarakat, khususnya pada bulan Ramadhan. "Ini adalah tugas kita untuk meningkatkan kualitas dari jumlah yang besar itu," kata dia.
Meskipun demikian, Wapres berpendapat dakwah secara langsung tetap dibutuhkan. Terkait dengan dakwah oleh para ulama secara langsung, JK menyinggung pentingnya tata suara atau soundsystem karena 80 persen aktivitas di masjid adalah mendengarkan.
"Saat Shalat Jumat, misalnya, kita mendengarkan khutbah, pengumuman kotak amal sampai pengumuman acara kira-kira 40 menit, 10 menit shalat, 10 menit berdoa," kata dia.
Selain pengoperasian TV Dakwah DMI, Wapres juga meresmikan peluncuran aplikasi dakwah berbasis Android, penerbitan Buletin Dakwah, dan pembangunan gedung serba guna DMI.