Ahad 29 May 2016 09:25 WIB

Dalam Sepekan 13 Ribu Pengungsi Diselamatkan di Mediterania

Rep: Gita Amanda/ Red: Indira Rezkisari
Sukarelawan dari Amnesty International melakukan aksi meletakkan kapal kertas di sebuah pantai di Barcelona, Spanyol. Kapal yang diberi tulisan SOS Europe itu merupakan keprihatinan dari banyak imigran yang meninggal di kapal saat hendak masuk ke Eropa.
Foto: Reuters
Sukarelawan dari Amnesty International melakukan aksi meletakkan kapal kertas di sebuah pantai di Barcelona, Spanyol. Kapal yang diberi tulisan SOS Europe itu merupakan keprihatinan dari banyak imigran yang meninggal di kapal saat hendak masuk ke Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LAUT MEDITERANIA -- Sebuah armada kapal menyelamatkan 668 pengungsi dari kapal-kapal di Laut Mediterania pada Sabtu (28/5). Pihak berwenang Italia mengatakan, jumlah tersebut menambah total pengungsi yang berhasil diselamatkan dari laut menjadi 13 ribu jiwa.

Penyelamatan dilakukan oleh penjaga pantai dan kapal angkatan laut Italia. Mereka dibantu oleh kapal Irlandia dan Jerman serta kelompok-kelompok kemanusiaan, dan terakhir dengan bantuan patroli multinasional dari pulau Sisilia.

Dilansir The Guardian, militer Irlandia mengatakan kapal Le Roisin menyelamatkan 123 orang dari perahu karet sepanjang 12 meter. Sebuah kapal Jerman, menurut penjaga pantai Italia, terlibat dalam empat operasi penyelamatan terpisah. Sementara kapal angkatan laut Italia membawa 135 korban selamat dan 45 mayat dari penyelamatan sehari sebelumnya.

Juru bicara Save The Children Giovanna Di Benedetto mengatakan kepada Associated Press, menurut korban selamat mereka melihat sebuah kapal nelayan penuh dengan ratusan orang tenggelam pada Kamis (26/5). Menurut korban dua kapal nelayan penyelndup berlayar pada Rabu malam dari Libya. Di Benedetto mengatakan korban selamat berada di kapal yang tak tenggelam bersama 500 orang lainnya.

"Semua ini harus dikonfirmasi, tapi jika benar sebanyak 400 orang bisa tenggelam dan hanya sedikit dari mereka yang bisa mencapai kapal lain," ujarnya.

Pihak berwenang mengatakan banyak kapal dalam beberapa tahun terakhir tampaknya telah tenggelam tanpa jejak di Mediterania, dengan orang yang tewas tidak pernah ditemukan. Seringkali satu-satunya berita tentang mereka datang ketika anggota keluarga di Afrika atau Eropa memberitahu pihak berwenang bahwa orang yang mereka cintai tidak pernah tiba setelah berlayar dari Libya.

Di bawah kesepakatan Uni Eropa, puluhan ribu orang yang diselamatkan di laut dan mencari suaka seharusnya dipindahkan ke negara-negara Uni Eropa lainnya selain Italia dan Yunani yang merupakan tempat 'pendaratan' pertama.  Tapi dengan pertentangan di beberapa negara Eropa mengenai mengambil lebih banyak pengungsi, membuat rencana tersebut tidak pernah benar-benar terealisasi. Hanya sebagian kecil dari mereka yang dijadwalkan untuk direlokasi, benar-benar dipindahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement