Ahad 29 May 2016 14:44 WIB

Tayangan Ramadhan Harus Cerdas dan Edukatif

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Tayangan televisi.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Tayangan televisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tayangan televisi memang menjadi santapan favorit saat Ramadhan. Maka itu, perlu perhatian khusus agar tayangan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis, mengaku sangat mendukung imbauan tayangan televisi saat Ramadhan harus santun.

Ia menerangkan, santunnya televisi saat Ramadhan bisa dituangkan lewat tayangan-tayangan cerdas dan bersifat edukatif. "Hiburan sehat harus memenuhi unsur cerdas dan edukatif, yang akan mengembangkan masyarakat," kata Cholil kepada Republika, Ahad (29/5).

Untuk derasnya iklan saat Ramadhan, ia berharap iklan yang ada seiring dengan semangat mayoritas umat Muslim yang tengah berpuasa. Cholil meminta insan media televisi tidak boleh asal, serta harus bisa mengemas kreativitas menjadi tayangan yang santun.

Hal-hal tersebut, lanjut Cholil, harus menjadi perhatian utama para penyelenggara tayangan-tayangan televisi. Pasalnya, perhatian itu akan membuat tayangan televisi menjadi kondusif untuk dikonsumsi masyarakat, terutama umat Muslim yang tengah berpuasa.

Sebelumnya, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, memberikan imbauan kepada stasiun televisi menuju bulan suci Ramadhan. Ia meminta stasiun televisi nasional, menayangkan program yang baik, santun dan tidak berlebihan selama Ramadhan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement