Ahad 29 May 2016 15:26 WIB

Sikap Saddam Husein Ini Alasan Mengapa AS Serang Irak pada 2003

Rep: marniati/ Red: Nasih Nasrullah
Saddam Hussein
Foto: Reuters/Faleh Kheiber
Saddam Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, Menyusul serangan teroris 11 September, pemerintahan George W Bush mulai merencanakan penggulingan pemerintah Saddam Hussein. Menurut Richard M Daulay dalam Amerika Vs Irak : Bahaya Politisasi Agama, Bush dan para pembantunya sangat getol mengkampanyekan bahwa Irak, Iran dan Korea Utara adalah negara-negara yang sangat berbahaya bagi keamanan Amerika dan sekutu-kutunya.

Pada  November 2002 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan UNSCR 1441. Beberapa bulan kemudian, pada 19 Maret 2003, Amerika menyerang Irak tanpa persetujuan PBB. Dunia bereaksi keras atas kebijakan Gedung Putih yang melecehkan norma-norma internasional. Demonstrasi besar-besaran terjadi di seluruh dunia menentang Perang Irak.

Mulanya Amerika melancarkan serangan ke Irak dengan dua target, pertama, menjatuhkan Saddam Hussein dari tampuk kekuasaan Irak karena ia dianggap terlibat di balik skenario Tragedi 11 September 2001.

Atau paling sedkit, Irak dan Alqaeda punya jaringan kerja sama. Walau berbagai laporan intelijen (CIA) menegaskan bahwa Alqaeda dan irak (Saddam Husein) tidak ada hubungan kerjasama, Bush dan para penasihatnya menolak mendengarkan saran intelijen.

Kedua, untuk memperkuat alasan menyerang Irak, Amerika membangun argumen dan indikasi bahwa Irak sedang memabngun dan menyimpan Senjata Pemusnahan Massal (Weapons of Mass Destruction-WMD).

Namun, kedua tuduhan yang menjadi alat legitimasi perang melawan teror itu tidak terbukti. Untuk menutupi kekeliruan dan sekedar menyelamatkan muka, Amerika kemudian menciptakan alasan yang baru, yaitu membebaskan dan memerdekan rakyat Irak dari tirani pemerintahan dikatator Saddam Hussein.

Intervensi AS atas Irak juga tak sekali itu terjadi. AS turut campur ketika  Agustus 1990, Irak menginvasi dan mencaplok Kuwait. Hal ini kemudian menyebabkan intervensi militer oleh pasukan pimpinan Amerika Serikat dalam Perang Teluk Pertama.

Menjadikan Irak sebagai ‘musuh bersama’ memunculkan beragam spekulasi, salah satunya adalah, skenario serangan tersebut adalah bagian dari grand design untuk melemahkan benteng pertahanan perjuangan rakyat Palestina.  

Sumatno dkk dalam Saddam Hussein dan Krisis Teluk menjelaskan, sikap Saddam yang sangat pro terhadap Palestina. Persoalan Kuwait erat sekali hubungannya dengan perjuangan Bangsa Palestina yang kini dalam keadaan terlunta-lunta.

Salah satu dalih mengapa Saddam Hussein mencaplok Kuwait adalah dikarenakan keinginannya mengusir Israel dari daerah-daerah yang telah didudukinya.

Yakni Tepi Barat Sungai Jordan, Jalur Gaza dan dataran tinggi Golan. Ia meihat penderitaan bangsa itu yang sudah lebih dari 20 tahun ditindasnya. Mereka membunuhi orang-orang Palestina dengan seenak hatinya saja.

Bagi Saddam Hussein, saat itu merupakan waktu yang paling pas untuk memperbaiki Konstelasi Arab. Peta bumi yang sudah terpecah-pecah harus segera disatukan. Saddam Hussein menganggap bahwa perang jihad yang akan dilakukannya adalah perjuangan orang-orang beriman melawan tentara Barat.

Perjuangan orang-orang Islam melawan campur tangan asing. Celakanya tidak semua Muslim melihat masalah Teluk sebagai perjuangan Islam melawan campur tangan Barat

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement