Keraton Cirebon Grebeg Syawal Sebagai Tanda Syukur

Red: Didi Purwadi

Kamis 14 Jul 2016 08:18 WIB

Grebeg Syawal Foto: antara Grebeg Syawal

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ribuan warga dari berbagai daerah di tanah air membanjiri Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Astana Gunung Sembung, Kabupaten Cirebon, pada 8 Syawal. Mereka bermaksud ikut berziarah ke makam Sunan Gunung Jati dan keturunannya dalam acara Grebeg Syawal yang diselenggarakan Keraton Kanoman Cirebon.

Tak hanya Keraton Kanoman, tradisi Grebeg Syawal juga dilaksanakan Keraton Kasepuhan Cirebon. Sultan sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, pernah menjelaskan tradisi Grebeg Syawal dimaksudkan sebagai rasa syukur usai melaksanakan puasa sunah enam hari setelah Idul Fitri. Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, puasa enam hari di bulan sawal itu laksana puasa selama setahun.

Saat Grebeg Syawal yang juga dikenal dengan istilah Lebaran Ketupat, Keraton Kasepuhan menggelar hajat masakan ketupat. Selain ketupat dan lontong, juga disajikan lauk pauk berupa sayur lodeh, sambal goreng dan semur ayam.

Dalam hajat itu, ketupat dan lauk pauknya dikirim ke Astana Gunung Jati, Mesjid Agung Sang Cipta Rasa, para wargi, abdi dalem dan masyarakat magersari.