REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyebut bahwa suplai bawang merah dari petani lokal masih banyak. Hal itu membuat Kementan merasa pemerintah belum perlu melakukan impor bawang merah.
Namun, pernyataan tersebut kurang mendapat dukungan. Sebab, meski Kementan menyebut suplai dari petani masih mampu mencukupi kebutuhan bawang merah, nyatanya harga bawang merah masih jauh dari target pemerintah, yaitu sekitar Rp 25 ribu per kg.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, harga bawang di pasaran hingga saat ini masih bertengger di kisaran Rp 40 ribu per kg. Harga tersebut akan sulit turun jika pemerintah tidak menambah stok bawang merah di pasaran.
"Saya bersama staf sudah melakukan pengecekan ke beberapa pasar. Memang terdapat variasi harga, tapi rata-rata masih 40 ribu per kg," ujar Musdhalifah, Ahad (29/5).
Menurut dia, untuk menurunkan harga menjelang bulan Ramadhan dan persiapan Idul Fitri, pemerintah masih harus melakukan impor bawang merah. Sebab, dari target serapan Perum Bulog di angka 23 ribu ton, Bulog baru mampu menyerap 1.000 ton.
Minimnya penyerapan ini bukan karena Bulog enggan mengambil bawang merah dari petani, melainkan karena minimnya suplai bawang yang bisa dibeli. "Mungkin stok banyak, tapi kita juga kebutuhannya banyak, 85 ribu ton per bulan," lanjut Musdhalifah.
Dia juga menjelaskan, minimnya stok bawang merah bukan hanya produksi yang tidak maksimal di petani. Namun, petani pun perlu menyimpan bawang hasil produksi di masa panen sekitar 20 persen bahkan samapi 60 persen untuk dijadikan bibit guna produksi di masa panen berikutnya.