REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prenjak merupakan film pendek Indonesia yang pertama memenangkan penghargaan di Festival Film Cannes 2016. Sutradara Prenjak Wregas Bhanuteja mengaku mulanya merasa tak percaya diri karena filmnya diproduksi dengan sangat sederhana.
"Yang lain bagus-bagus banget, dengan budget besar. Salah satu film dari Yunani bahkan mengalokasikan dana untuk membuat paus yang terdampar. Budgetnya besar sekali," kenang Wregas saat ditemui pada sebuah Diskusi Film yang digelar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) akhir pekan ini.
Oleh karena itu, ketika pihak Festival Film Cannes 2016 mengumumkan Prenjak sebagai pemenang, Wregas tak serta-merta memercayainya. Wregas mengira panitia yang memberikan pengumuman dalam bahasa Prancis tersebut hanya sedang mengulas nominasi film-film pendek yang berkompetisi.
Akan tetapi, setelah Prenjak diputar di layar, Wregas baru benar-benar percaya bahwa filmnya yang diproduski secara sederhana berhasil unggul. Wregas mengaku ia merasakan euforia yang tak ternilai ketika Prenjak berhasil mendapatkan penghargaan mewakili Indonesia untuk pertama kalinya.
Wregas mengungkapkan, melalui film pendek ini ia menunjukkan bagaimana seorang ibu akan berjuang demi anaknya. Kasih sayang dari seorang ibu akan membuatnya mau melakukan sesuatu meski terasa berat demi kebahagiaan sang anak.
"Poin saya bukan bangkitkan hasrat atau kepornoan itu, tetapi kepada semangat seorang ibu untuk bekerja dan melakukan apa pun untuk anaknya," jelas Wregas.
Film Prenjak bercerita mengenai seorang ibu yang harus mendapatkan uang Rp 100 ribu untuk membayar rumah kontrakan yang menjadi tempat ia dan anaknya bernaung. Di tengah himpitan tersebut, sang ibu menjual satu batang korek api seharga Rp 10 ribu dengan imbalan sang pembeli dapat melihat, tanpa menyentuh, organ intimnya menggunakan korek api yang dibeli.