Senin 30 May 2016 17:35 WIB

Distributor Diminta Manfaatkan Kapal Tol Laut

Red: Nur Aini
Kapal Tol Laut Mutiara Persada III sandar di dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Kapal Tol Laut Mutiara Persada III sandar di dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta para pelaku usaha di bidang distribusi barang dan komoditas memanfaatkan kapal-kapal yang kini sudah beroperasi dalam program tol laut.

"Kami minta Menteri Perdagangan untuk mengumpulkan semua pemain-pemain besar dalam sistem distribusi barang agar mereka bisa memanfaatkan kapal reguler ini," katanya seusai rapat koordinasi tentang tol laut di Jakarta, Senin (30/5).

Rapat koordinasi itu dihadiri Mendag Thomas Lembong, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Dirut PT Pelni Elfien Goentoro, perwakilan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian.  Menurut Rizal yang pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Semen Gresik (sekarang PT Semen Indonesia), banyak perusahaan yang melakukan upaya tak efisien dalam hal pengangkutan barang. "Saya dulu komisaris Semen Indonesia. Karena tidak ada kapal, kami bikin kapal sendiri. Tapi tidak efisien, karena pulangnya (kapal) kosong," katanya.

Mengingat pengalaman tersebut, Rizal mengusulkan agar perusahaan bisa bekerja sama dengan Pelni untuk memanfaatkan penggunaan kapal. "Jadi pakai kapal yang sudah ada saja, tidak usah beli kapal yang baru supaya ada arus baliknya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Mendag Thomas Lembong mengaku akan berupaya memperluas kerja sama antara para pedagang dengan distributor agar pemanfaatkan tol laut bisa didorong hingga ke lebih banyak daerah. Pihaknya, kata Tom, juga akan menggandeng Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Koperasi dan UKM agar dapat mengisi muatan arus balik kapal dari wilayah timur. "Sekarang masih cenderung kiriman hanya satu arah. Kami sedang mulai petakan apa saja hasil pertanian, hasil laut, atau kerajinan yang mungkin bisa dimuat balik dari timur ke Jawa. Kalau terisi bolak-balik tentu bisa memangkas ongkos per unit," katanya.

Dalam rakor tentang tol laut itu, disebutkan bahwa program yang telah diresmikan sejak November 2015 tersebut telah berjalan cukup baik. Kemenko Kemaritiman bahkan mengklaim program tol laut telah menekan harga kebutuhan pokok dan barang-barang, terutama di daerah Indonesia timur.

Dalam catatannya, harga barang di Namlea, Kabupaten Buru, Kepulauan Maluku, seperti beras, daging ayam, telur, terigu, gula pasir, hingga semen turun antara 15 persen hingga 49 persen. Akan tetapi, penurunan harga belum terasa hingga di daerah pedalaman dan pegunungan karena masih terkendala moda transportasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement