Senin 30 May 2016 18:46 WIB

Gafatar Klaim Miliki 50 Ribu Pengikut

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Seorang anak ikut bersama dalam bus yang mengangkut eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/2) malam.
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang anak ikut bersama dalam bus yang mengangkut eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubdit I (Kamnag) Dit Tipidum bareksrim Polri AKBP Satria Hady Permana mengatakan ada 50 Ribu anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). 50 ribu anggota tersebut tersebar di 12 wilayah negera Karunia Tuan Semesta Alam Nusantara.

"Anggotanya cukup banyak, 40 sampai 50 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Satria di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/5).

50 ribu anggota tersebut, kata Satria tiap -tiap orang diminta menyetorkan sebagian keuangannya dengan modus untuk kegiatan sosial Gafatar. Uang tersebut kemudian dikumpulkan pada bendahara dari tingkat RT, RW, Kecamatan, Daerah, sampai tingkat Nasional.

"Untuk keuangan mereka punya hitungan sendiri berdasarkan aturan yang sudah mereka tetapkan," jelasnya.

Namun saat ditanyakan keberadaan uang tersebut, Satria menjelaskan untuk saat ini penyidik belum menyita uang itu. Penyidik, kata dia masih berfokus pada pelanggaran terhadap penistaan agama dan upaya makar.

Adapun alat bukti yang berhasil dikumpulkan penyidik seperti 15 laptop, handphone, akta pengorbanan, akta akikah, serta buku-buku. Untuk buku-buku kata Satria ada yang harus di baca setiap pukul 02.00 WIB sampai 03.00 WIB.

"Mereka menamakan bangun aktifitas malam (BAM) yaitu mengulangi ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Ahmad Musadeq kepada seluruh pengikutnya," ujar Satria.

Buku-buku tersebut tambah Satria didapatkan dari lokasi-lokasi seperti di Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Menpawah. Kemudian ada juga yang diambil dari Jogja, Cilacap, Bogor, serta Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement