REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM Iptek) The Habibie Centre mengapresiasi pengembalian hadiah penganugerahan Habibie Award 2015 oleh Ajip Rosidi pada tahun 2009 sebagai bentuk protes atas penganugerahan Habibie Award 2015 oleh Nina Herlina Lubis.
Menurut pihak Yayasan SDM Iptek The Habibie Centre, pemenang berhak mengembalikan hadiah yang sudah diberikan sebelumnya sepanjang yang bersangkutan bertindak secara sukarela. “Yayasan menanyakan kesediaan dari yang bersangkutan untuk menerima Habibie Award. Apapun alasan yang bersangkutan mengembalikan hadiah tersebut adalah pendapat yang bersangkutan sepenuhnya,” tulis perwakilan dari The Habibie Centre, Hadi Kuntjara dalam rilisnya, Senin (30/5).
Sebelum hadiah diserahkan kepada pemenang, The Habibie Centre terlebih dahulu menyuratkan pemenang dengan menanyakan kesediaan menerima Habibie Award. Setelah pemenang menyatakan kesediaannya secara sukarela, The Habibie Centre menyerahkan hadiah kepada yang bersangkutan.
Dalam rilisnya, The Habibie Centre menerangkan para calon penerima Habibie Award diusulkan oleh institusi atau akademisi. Para juri mencalonkan ilmuwan yang terpilih tersebut dengan memperhatikan segi administratif dan telah memenuhi standar kelimuwan yang tinggi. Selanjutnya, dewan juri menilai para nominator diseleksi berdasarkan standar profesionalitas, integritas, dan etika keilmuwan.
Seperti yang diberitakan di sejumlah media sebelumnya, Ajip Rosidi mengembalikan hadiah Habibie Award karena menganggap Nina Lubis tak layak menerima penghargaan keilmuwan tertinggi. Ajip menuding Nina kerap melakukan praktik plagiat. (Baca: Ajip Rosidi Kembalikan Habibie Award).