REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta ketua RT dan RW memerhatikan warganya.
Ia menegaskan jika tak mempunyai waktu mengurus warga, maka ketua RT dan RW harus turun dari jabatannya.
Basuki alias Ahok menilai Ketua RT dan RW bekerja atas dasar sukarela. Namun jika sudah tak sanggup mengurus warga, sebaiknya mengundurkan diri agar program pemerintah dapat ditujukan ke warga yang membutuhkan.
"Kalau RT enggak sempat urus warganya, dia enggak mesti jadi RT lagi harusnya. Saya pikir, RT RW itu relawan, urus warga sukarela. Bayangin, kalau ada 267 kelurahan, 30 ribu RT, dia laporkan kondisi lapangan, melaporkan seribu berkas saja seminggu mabok tuh RT RW," katanya kepada wartawan, Selasa (31/5).
Ia meyakini banyak warga yang ingin mengisi posisi ketua RT dan RW. Sehingga ia merasa tak akan kekurangan sumber daya manusia jika terjadi pengunduran diri massal ketua RT dan RW.
"Kalau enggak mau jadi ketua RT dan RW kenapa harus jadi ketua RT. Saya kira ibu-ibu jumantik mau jadi ketua RT dan RW," ucapnya.
Sebelummya, sejumlah Ketua RT dan RW mengadu ke Komisi A DPRD DKI. Mereka mengeluhkan kewajiban melapor tiga kali sehari ke aplikasi Qlue.