Rabu 01 Jun 2016 05:44 WIB

Dompet Dhuafa Buka Satelit Institut Kemandirian di Depok

Rep: Sri Handayani/ Red: Damanhuri Zuhri
  Presdir Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Presdir Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Lembaga pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan milik Dompet Dhuafa, Institut Kemandirian (IK), kini membuka satelit baru di Depok, Jawa Barat. Ini bertujuan memperluas akses dan mendekatkan masyarakat kurang mampu terhadap akses tempat pelatihan.

“Satelit itu kaya cabang. Pusatnya di Karawaci,” ungkap Direktur Utama Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, di Depok, Sabtu (28/5).

Menurut Ahmad Juwaini, pendirian satelit di Depok merupakan solusi karena kantor pusat di Karawaci tidak mampu lagi menampung jumlah peminat yang semakin banyak. Para peserta dari wilayah Depok dan sekitarnya juga mengeluhkan tingginya biaya untuk dapat mengakses pelatihan.

Satelit Institut Kemandirian Depok dapat memenuhi kebutuhan mereka. Program ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan model penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia dengan membentuk generasi mandiri dan berkarakter.

Satelit Institut Kemandirian Depok berlokasi di Jalan Nanas VI, Perumnas Depok 1, Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok. Sebelumnya, Dompet Dhuafa telah memiliki satelit IK di Karawang sebagai hasil kerjasama dengan Baitul Maal Pupuk Kajang. 

Institut Kemandirian juga dikembangkan di sejumlah daerah, seperti Semarang, Yogyakarta, Bandung, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan berbagai daerah lain.

Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengatakan kemandirian (independency) sejatinya tak lepas dari saling ketergantungan (interdependency).

Kemandirian merupakan sikap tidak mau bergantung kepada orang lain. Namun, tuntutan sebagai manusia sosial membuat manusia tetap harus berhubungan dengan orang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement