REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan kesiapannya untuk ikut serta dalam upaya melawan kebangkitan paham komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI).
"PKI sudah tiga kali berontak, maka jika ada usulan untuk meminta maaf pada PKI maka jawabannya hanya satu, Jihad melawan mereka," tutur anggota Dewan Pertimbangan MUI KH Kholil Ridwan dalam simposium antikomunisne di Jakarta, Rabu (1/6). Dia menilai, paham komunis yang berkembang di Indonesia bisa merusak asas Pancasila dan ideologi nasional yang telah menjadi pedoman berkehidupan masyarakat.
Kholil pun berpendapat saat ini terjadi fenomen pembenturan makna Pancasila dengan ajaran agama Islam. Dia menilai pembentukan Pancasila telah sesuai dengan asas Islam.
"Pancasila adalah Islam lokal yang ada di Indonesia, sehingga ini sangat disayangkan jika ada yang berpendapat Pancasila menyalahi Islam. Ini seperti ada perang ideologi,” kata dia, menambahkan.
Organisasi masyarakat yang tergabung dalam gerakan bela negara menyelenggarakan simposium nasional antikomunisme bertajuk "Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain”.
Simposium yang berlangsung di gedung Balai Kartini Jakarta, Rabu pagi itu merupakan acara tandingan dari simposium 65 yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu di Hotel Arya Duta, yang dinilai memfasilitasi munculnya kembali paham komunisme di Indonesia. Ormas yang terlibat dalam agenda tersebut antara lain FKPPI, Pemuda Pancasila, GP Ansor, HMPI, HMI, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, GPII, Pemuda Panca Marga, dan lain sebagainya.