REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak mempermasalahkan penolakan sejumlah ketua RT dan RW melapor ke aplikasi Qlue.Ia meminta ketua RT dan RW yang tak memperhatikan warganya untuk mengundurkan diri.
"Ya biarin saja. Santai saja. Dia enggak dapat uang operasional," katanya kepada wartawan, di Balai Kota, (1/6).
Basuki alias Ahok mengaku kecewa jika ketua RT dan RW tak memperhatikan warga. Pasalnya, ia telah menganggarkan dana untuk setiap pelaporan dari ketua RT dan RW.
"RT/RW kan memperhatikan warga. Kalau kamu sudah dikasih uang pengganti tapi enggak mau bikin laporan, untuk apa kamu jadi RT/RW? Lurah mencari RT/RW yang memperhatikan keluarganya," ujarnya.
Selain itu, Ahok merasa ketidakmampuan ketua RT dan RW menggunakan aplikasi Qlue hanya dalih belaka. Ahok menyebut sudah mengadakan pelatihan. Terlebih, menurut dia, penggunaan Qlue akan lebih efektif daripada pelaporan lewat SMS.
"Tahu kenapa? Kalau kamu SMS, kamu mesti sebut nama kamu siapa, lokasi di mana. Kalau kamu ketemu sampah mesti ngomong pojok ini, pojok itu, jalan ini. Kalau Qlue, foto-foto langsung terkirim sampai ke lokasi di mana. Langsung tahu kamu siapa, lokasi di mana, langsung kasih ke lurah, SKPD. Kamu SMS ke saya, saya kirim ke wali, wali ke lurah, enggak dikerjain ya lewat (dipecat)," jelasnya.
Sebelumnya, sejumlah ketua RT dan RW mendatangi Komisi A DPRD DKI untuk mengadukan keluhan mereka karena diwajibkan melapor ke Qlue tiga kali sehari.