Rabu 01 Jun 2016 15:20 WIB

Mendag Akui Indonesia Tertinggal Soal FTA

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan Thomas Lembong. (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Perdagangan Thomas Lembong. (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengakui jika Indonesia tertinggal dengan negara-negara tetangga dalam Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas.

"Singapura punya 26 FTA, Thailand dan Filipina punya 15-16 FTA, Malaysia 18, dan Indonesia hanya punya 10 FTA. Kita harus mengejar ketertinggalan," ujarnya dalam sambutannya saat Rakernas Kadin di Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (1/6).

Ia memaklumi ketertinggalan disebabkan saat itu sedang booming komoditas. "Terus terang kita enggak butuh (saat itu). Sama halnya dengaw negara yang kaya komoditas. Mereka cenderung nggak terlalu giat menggalang FTA," lanjutnya.

Soal FTA, ia optimistis jika Indonesia mampu mengejar ketertinggalan. "Presiden dan Wakil Presiden sangat praktis menganut prinsip yang sebelumnya sederhana. Vietnam dan Filipina saja bisa masa kita nggak bisa. Saya sih percaya diri, kita bisa karena Vietnam dan Filipina saja bisa," ungkapnya.

Lembong menambahkan, jika ingin negara lain membuka diri untuk menerima produk Indonesia, hal serupa juga harus dilakukan Indonesia dengan membuka diri bagi produk negara lain. "Kalau mau orang sayang sama kita, ya kita harus sayang sama mereka," kata dia.

Dengan membuka diri ke dunia luar, ia mengatakan, akan memacu pemain lokal menaikkan kualitas, produktivitas dan efisiensi. "Contoh, dulu hanya ada 3 airlines. Harga karcis tinggi, pilihan nggak banyak. Kemudian kita buka, 3 airlines jadi 70 airlines. Harga karcis turun drastis, rute tambah banyak, dan kompetisi sengit," kata Lembong menambahkan.

Menurutnya, dengan membuka diri, juga akan mendongkrak utilitas, produksi, dan pelayanan dalam negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement