REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bripda Muhammad Kurniawan Noho menjadi korban penganiayaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) Gorontalo. Selepas kericuhan dan penganiayaan oleh sejumlah narapidana, polisi menemukan bom molotov.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, usai pengeroyokan, malam harinya aparat kembali menyambangi Lapas Kelas A II Gorontalo yang menjadi lokasi peristiwa. Saat hendak memproses dan menyelidiki lebih lanjut peristiwa pengeroyokan, aparat mendapatkan perlawanan dari penghuni lapas.
Penyelidikan ke lapas langsung dihadiri Wakapolda Gorontalo dan para anggota satuan Brimob Polda Gorontalo. Sempat terjadi perlawanan bahkan sampai tindak kekerasan dari para napi saat hendak diperiksa.
Baca: Kondisi Lapas Gorontalo Sudah Kondusif
"Bahkan di antara mereka melakukan pelemparan kepada petugas termasuk bom molotov," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/6).
Api yang ditimbulkan bom molotov langsung dapat dipadamkan oleh aparat. Mengenai keberadaan bom molotov, Boy mengaku belum mengetahuinya. Saat ini menurut dia penyidik sedang mencari tahu asal bom molotov tersebut.
"Dari mana molotov itu ini menjadi pertanyaan kami, kenapa napi di dalam lapas bisa bikin bom molotov. Kami akan gali lebih jauh lagi," ujarnya.
Selama ini tambahnya termasuk lepas selalu dalam pengawasan para petugas sehingga Boy menggapai kondisi temuan bom tersebut dirasa cukup aneh ada di dalam lapas.