REPUBLIKA.CO.ID, DARAYA -- Konvoi bantuan tiba di wilayah terkepung Daraya, Rabu (1/6). Ini adalah bantuan pertama untuk daerah tersebut sejak 2012. PBB, Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah terlibat dalam pengiriman.
Kontributor diplomatik Aljazirah, James Bays melaporkan dari markas besar PBB di New York. Ia mengatakan konvoi ke Daraya meliputi sejumlah pasokan medis, vaksin dan bahan makanan nutrisi, seperti susu bayi.
"Sumber mengatakan pada saya pemerintah Suriah tidak mengizinkan semua perangkat medis, mereka sama sekali tidak mengizinkan alat operasi masuk ke Daraya," kata Bays. Konvoi bantuan juga tidak membawa makanan.
Aktivis lokal, Fadi mengatakan konvoi hanya membawa perawatan medis dan alat-alat sekolah. Konvoi lain membawa bantuan ke wilayah tetangga di Moadamiyah. Mereka membawa hanya makanan, tidak ada perangkat medis.
Pengiriman bantuan ini dilakukan diakhir tenggat waktu gencatan senjata. Daraya adalah salah satu dari 19 area terkepung yang menjadi sasaran perebutan teritori. Daraya terletak di barat Ghouta, di luar ibu kota Damaskus.
Sejak 2012, wilayah ini berada dalam kepungan ketat pemerintah Suriah. Di sana tidak ada akses ke layanan-layanan penting seperti air bersih dan listrik. Tidak ada program vaksinasi pada anak-anak sejak saat itu.
Sebelumnya populasi Daraya mencapai 80 ribu orang. Kini jumlahnya sekitar 8.000 orang. Penduduk kekurangan bahan makanan karena hasil swadaya lokal hanya sedikit. Pada 12 Mei lalu, lima truk konvoi bantuan ditolak pemerintah.
Pengiriman pada Rabu bisa dilakukan setelah Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan gencatan senjata lokal diberlakukan 48 jam di Daraya. Hal ini untuk memastikan ketibaan bantuan dengan selamat.
Gencatan senjata ini dimulai 1 Juni pukul 00.01 dini hari. Pekan lalu, Rusia juga menyeru 72 jam gencatan senjata di Ghouta bagian Timur dan Daraya. Hal ini untuk menghentikan kekerasan sejenak.