REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Di tengah perang yang memporak-porandakan di Suriah, masih ada harapan di kalangan anak-anak yang tak memiliki harapan yang kini dirawat serta dibesarkan beberapa perempuan sekalipun perempuan itu bukan ibu kandung mereka.
Namun, perempuan itu lebih dari sekadar ibu buat mereka, saat perempuan itu mengurus lebih banyak anak dibandingkan dengan yang mereka bayangkan.
Di Desa SOS untuk membantu perkembangan anak-anak di dekat Damaskus, puluhan anak yang tak memiliki rumah dan kehilangan orang tua mereka baik akibat perang maupun karena bercerai atau tersisih secara sosial, kini dibesarkan perempuan yang mereka sayangi dan mereka panggil ibu.
Hamidah, anak perempuan yang berumur 13 tahun dari Kota Aleppo di Suriah Utara, mengatakan ia mencintai ibu asuhnya. Ibu asuhnya membesarkan dia di desa itu bahkan melebihi orang tua kandungnya yang bercerai dan meninggalkannya di sana.
"Ketika saya besar, saya akan pindah ke rumah buat orang dewasa. Tapi saya tak mau meninggalkan ibu saya sebab saya bahagia berada di sini. Saya mencintai ibu asuh saya lebih dari ibu kandung saya, dan tak pernah membuat saya merasa sebagai anak yatim piatu. Saya benar-benar bahagia dia adalah ibu saya," kata Hamidah.
Hamidah mengatakan ia ingin menjadi pengacara pada masa depan untuk membela orang yang suara mereka tak didengar dan tidak beruntung.
Luma Muhib, ibu Hamidah yang juga adalah ibu dari sembilan anak lain di satu rumah perawatan di Desa SOS mengatakan ia tak pernah menikah. Ia menambahkan ia tak bisa merawat lebih sedikit orang.