REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengaku khawatir dengan pasokan bawang merah di pasar bisa berlebihan yang bisa menjatuhkan harga di tingkat petani.
"Untuk bawang merah pasokannya memang ada karena sedang panen di mana-mana untuk periode Juni-Juli, saya tidak mengarang-ngarang, malah yang kita khawatirkan over supply," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono kepada Republika.co.id, Kamis (2/6). Jika terjadi kelebihan pasokan, kata dia, ia khawatir harga jual di tingkat petani akan jatuh.
Ia menyebut, para petani di Enrekang saat ini sedang panen raya bawang merah dan minta perlindungan harga. Sebab, harga jual di petani sudah di kisaran Rp 7.500 per kilogram. Padahal, sewajarnya harga jual Rp 12-14 ribu dan idealnya Rp 16 ribu per kilogram.
Spudnik menyinggung salah satu hasil keputusan Rapat Koordinasi Tiga Menteri pada Selasa (31/5) agar membeli bawang merah petani jika harganya di bawah Rp 15 ribu. "Saya harap keputusan itu dijalankan, Bulog beli bawang petani Rp 15 ribu per kilogram," ujarnya.
Dengan pasokan tersebut, pemerintah tetap berencana melakukan impor bawang sebanyak 2.500 ton. Impor bawang ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga bawang merah saat Ramadhan dan Lebaran.