REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hidayatullah Candra Kurnianto mengatakan, sejak penyelenggaraan musyawarah nasional (munas) pada November 2015 lalu, Hidayatullah masih berfokus pada dakwah dan tarbiyah. Pengembangan dakwah dilakukan terutama bagi dai-dai di pedalaman.
"Selain dai, dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan sebuah pusat pendidikan kepemimpinan secara gratis," kata dia saat berkunjung ke kantor Republika.co.id, di Jakarta, Kamis (2/6).
Penanggung Jawab Dai Pedalaman Ahmad Suheil mengatakan, Hidayatullah telah menempatkan dai-dai di seluruh Indonesia. Saat ini dai Hidayatullah telah tersebar di 384 titik kabupaten/kota di Indonesia. Untuk mengembangkan dai di Indonesia, pihaknya memiliki tiga program.
Pertama, program peduli dai. "Hidayatullah melalui Pos Dai kami mengurusi dai di seluruh Indonesia melalui peningkatan kualitas dengan pelatihan dan pendidikan, peningkatan fasilitas dengan pemberian motor dan perahu sehingga memudahkan dalam menjangkau tempat yang jauh," jelas dia.
Program kedua, Hidayatullah memiliki program layanan umat membuat training atau pelatihan sesuai kebutuhan masyarakat. Program ini menarik umat agar Islam menjadi sebuah solusi setiap permasalahan. "Kami ingin membuat kegiatan dakwah dengan mengajarkan Alquran di majelis-majelis taklim di berbagai daerah sehingga masyarakat dekat dengan Alquran," ujar dia.
Program ketiga adalah membuat program dakwah belajar dan mengajar Alquran. Sebab, mereka prihatin dengan fakta bahwa saat ini tingkat buta huruf Alquran umat Islam mencapai 65 persen. Selain mengajarkan Alquran, mereka memiliki pendidikan bagi guru-guru yang ingin mengajarkan Alquran. Mereka juga memiliki pendidikan khusus dai yang baru berjalan satu tahun.