Kamis 02 Jun 2016 18:09 WIB

Ekonom Prediksi Pengaruh Peringkat S&P Hanya Jangka Pendek

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Gedung Standard & Poor's Ratings
Foto: guardian.co.uk
Gedung Standard & Poor's Ratings

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P) kembali mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+/positive outlook pada 1 Juni 2016. Menurut Ekonom dari Kenta Institute, Eric Sugandi, pengaruh pemberitaan rating S&P ini hanya bersifat jangka pendek.

"Sebenarnya banyak ekonom, termasuk saya yang sudah duga tidak akan ada rating upgrade dari S&P. Karena ada risiko budget deficit naik dan kinerja pertumbuhan ekonomi juga tidak optimal," kata Eric Sugandi pada Republika.co.id, Kamis (2/6).

Eric menjelaskan, pada pergerakan yield Surat Berharga Negara (SBN) dan rupiah sampai Kamis siang, pernyataan dari S&P tentang risiko pembengkakan defisit anggaran bisa berdampak negatif ke obligasi pemerintah.

"Dampaknya price bisa turun atau yield naik, tapi short lived (jangka pendek) berkaitan dengan persepsi saja. Terutama concern pelaku pasar terhadap risiko pembengkakan defisit fiskal. Fundamental ekonomi kita sebenarnya tidak terlalu jelek terlepas dari apa yang sudah disampaikan S&P," kata Eric.