Jumat 03 Jun 2016 06:08 WIB

Bupati Karo Minta Warga Sekitar Sinabung Hindari Zona Merah

Rep: C39/ Red: Achmad Syalaby
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5).
Foto: Antara/Endro Lewa
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Sinabung sampai saat ini masih sering  erupsi. Bupati Kabupaten Karo, Terkelin Brahmana berharap penduduk di sekitar Gunung Sinabung dapat menghindari bencana tersebut lagi.

“Situasi Sinabung saat ini erupsi memang sering terjadi. Akan tetapi, kita harapkan untuk keadaan lahar dingin atau awan panas, sekiranya terjadi jangan lagi menimpa korban,” kata Terkelin kepada wartawan di Senayan National Golf Club, Jalan Asia Afrika Pintu IX, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6) malam.

Terkelin juga berharap agar masyarakat di sekitar Gunung  Sinabung mempunyai kesadaran tinggi untuk tidak memasuki zona merah.  “Harapan kita tentunya harus ada kesadaran tinggi dari masyarakat sekitar gunung sinabung supaya jangan memasuki zona merah,” ujar dia.

Menurut dia, pemerintah pusat khususnya BNPB dan tim kementerian PU-PERA telah membuat rencana ke depan  terkait ISO Landslide Early Warning System.  Dalam waktu dekat ini, sistem itu sudah siap digunakan untuk menjaga gunung api yang berada di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara tersebut.

“Tadi hari ini telah melakukan rapat di BNPB, maka  dalam minggu depan ini mereka sudah bekerja. Barangkali dalam tempo tiga bulan sudah selesai, sehingga bisa mengetahui situasi lahar hujan atau lahar dingin jika hal itu terjadi,” jelas dia.

Tidak hanya, kata dia, pemerintah juga akan membangun Sabo Dam. Kata dia, pemerintah telah merencanakan pembangunan 10 Sabo Dam di sekitar Gunung Sinabung untuk mencegah terjadinya banjir lahar. 

Sabo merupakan bangunan dam atau bangunan dengan pelimpas yang dibangun untuk mencegah bahaya banjir lahar Merapi. “Juga akan dibuat seperti sabuk di gunung sinabung. Jadi, ada sinyal, kode, sirine dan sebagainya. Kalau itu digabung semua, maka kaan menjadi sempurna, dan tidak ada korban lagi,” kata dia.

“Jika terjadi nyawa melayang, kita harapkan jangan lah, jangan ada lagi. Kita akan merasa bersalah merasa gagal. Karena itu, kembali kita tegaskan kita sadarkan bahwa itu berbahaya,” tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement