Jumat 03 Jun 2016 06:27 WIB

Menag Minta Ma'had Aly Jadi Solusi Krisis Ulama Tanah Air

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan paparan saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Lazis NU di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (26/5). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan paparan saat pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Lazis NU di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (26/5). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengharapkan Ma'had Aly, yang belum lama ini diresmikan pemerintah sebagai perguruan tinggi keagamaan berbasis pesantren, memberi sumbangsih mengatasi krisis ulama di Indonesia.

"Guna menjaga tradisi, ma'had ini agar terus fokus pada ilmu ke-Islaman berbasis kitab kuning," kata Lukman pada sela acara Halaqoh Nasional Penyusunan Kerangka Kurikulum Ma'had Aly di Jakarta, Kamis (3/6).

Tradisi melahirkan ulama yang menguasai kitab kuning, kata dia, harus terus dipelihara dan selaras dengan konteks kekinian. Lukman juga mengharapkan Ma'had Aly dapat mengembangkan keilmuan agama di tingkat perguruan tinggi dengan basis kitab kuning. Nantinya, dapat lahir akademisi-ulama yang berkualitas keagamaannya dan berwawasan cinta Tanah Air.

"Pesantren tidak hanya menjadi lembaga keagamaan Islam saja tetapi juga lembaga pendidikan yang punya sejarah panjang, tidak hanya menjaga tradisi yang baik yang telah diwariskan oleh pendahulu kita. Tradisi nilai keagamaan di masyarakat kita tumbuh bersama dengan nila-nilai ke-Indonesiaan," kata dia.

Pondok pesantren, kata dia, harus memperkuat diri dalam berbagai bidang sesuai kebutuhan masyarakat, terlebih di era digital yang menuntut perubahan cepat. Kondisi kekinian sedikit banyak mempengaruhi perkembangan ponpes.

"Bagaimana output pesantren tetap memiliki signifikasi bagi persoalan kebangsaan kita. Ini untuk pendidikan tinggi ponpes, untuk kita pikirkan perkembangannya di masa mendatang," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement